Pemerintah Aceh Peringati Hari Rabies Sedunia

BANDA ACEH, READERS – Dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia 2023, Dinas Peternakan Aceh menggelar vaksinasi rabies gratis kepada hewan peliharaan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran, dalam perayaannya pada puncak peringatan WRD 2023, yang dipusatkan di halaman Disnak Aceh, Sabtu (7/10/2023) pagi.
“Hari ini, dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia tahun 2023, Pemerintah Aceh melalui Disnak menggelar vaksinasi rabies gratis kepada hewan peliharaan masyarakat, seperti kucing, anjing dan kera. Oleh karena itu sejak beberapa waktu lalu kami sudah membuka pendaftaran. Jadi kepada masyarakat , kami imbau untuk datang ke acara ini dengan membawa hewan kesayangannya untuk mendapatkan vaksin rabies secara gratis,” ujar Zalsufran.
Sementara itu, terkait dengan program Pemerintah Pusat yang menargetkan Indonesia bebas rabies atau zero rabies pada tahun 2030, Zalsufran mengaku optimis, melalui kolaborasi, Aceh mampu memberikan kontribusi positif.
“Kolaborasi menjadi kunci sukses dalam setiap kegiatan kita. sama kita ketahui bersama, sebelum ini, dengan semangat kolaborasi kita juga telah sukses menekan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK pada jenis hewan berkaki belah, saat virus ini menggejala beberapa waktu lalu,” ungkap Zalsufran.
“Pola pada penanganan PMK tentu akan kembali kita terapkan dalam penanganan rabies ini. Melalui kerjasama lintas sektor dan multi pihak, Insya Allah kita akan mampu menekan sebaran rabies di Bumi Serambi Mekah. Oleh karena itu kami akan ikut berkontribusi, dalam upaya Pemerintah Pusat yang menargetkan Zero Rabies pada tahun 2030 mendatang,” sambung Kadisnak.
Dalam kesempatan tersebut, Kadisnak juga mengapresiasi keterlibatan multipihak atas kerja samanya dalam menangani sejumlah kejadian luar biasa selama ini.
“Apresiasi kami kepada teman-teman TNI, Polri, Kejaksaan, Fakultas Kedokteran Hewan USK, para dokter hewan dan vaksinator serta seluruh kader ternak atas keterlibatannya pada kegiatan Disnak Aceh. Insya Allah, dengan kerja bersama upaya kita akan berjalan sukses,” imbuh Kadisnak.
Seperti diketahui, rabies atau penyakit anjing gila masih dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan di Indonesia. Tema hari Rabies sedunia tahun 2023 adalah “Rabies: Semua untuk satu, Satu Kesehatan untuk semua”.
Indonesia mempunyai target bebas rabies pada tahun 2030. Namun hal tersebut masih menjadi tantangan besar karena sampai saat ini, di Aceh masih ditemukan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR).
Sebagai upaya penanganan, saat ini Pemerintah melakukan strategi One Health. Strategi One Health merupakan pendekatan yang membahas keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, kesehatan manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan hewan dan lingkungan sekitar, sehingga kerjasama semua sektor sangat diperlukan baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun global untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Pendekatan One Health juga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan, misalnya penyakit zoonosis (penyakit yang bersumber dari hewan, misalnya rabies). Namun kesadaran masyarakat terhadap penyakit menular ini masih rendah.
Oleh karena itu, perlu dilaksanakan dengan 3 prinsip yaitu komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antara kesehatan manusia, hewan, lingkungan dan sektor lainnya, terutama dalam hal deteksi dini, melakukan penelitian yang akurat, respon yang efektif dari suatu peristiwa yang mengancam kesehatan di seluruh dunia.
Hingga saat ini, Aceh belum bebas dari Rabies. Pada tahun 2022 tercatat kasus Gigitan Hewan Penular rabies (GHPR) di Aceh sebanyak 789 kasus. Periode bulan Januari hingga Mei 2023 terdapat GHPR sebanyak 282 kasus di Aceh.
Kasus GHPR ini terus terjadi di Aceh dan juga telah terbukti secara klinis serta anjing yang positif rabies secara uji laboratorium di Aceh.
Salah satu upaya memberi semangat dan motivasi untuk mewujudkan dunia bebas rabies pada tahun 2030 adalah peringatan WRD yang diperingati setiap tanggal 28 September.
Peringatan Hari Rabies Sedunia di Aceh ini diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua pihak untuk semakin bersemangat dalam pencegahan dan penanggulangan Rabies dan menjadi bagian kegiatan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) yang efektif.
Tingginya kasus gigitan hewan rabies pada anak-anak menjadi tantangan serius bagi kita semua. Kita semua ikut bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi yang benar dan tepat terkait rabies.
Satu tekad bersama berantas rabies. Terutama, di masa globalisasi tingginya arus internet dan teknologi, informasi dapat dengan cepat dan mudah disebarkan ke seluruh wilayah Baik itu informasi yang benar atau yang salah.
“Semua sektor, termasuk masyarakat mempunyai satu tujuan dan One Health juga mempunyai tujuan yang sama yaitu terbebas dari rabies,” kata Zalsufran.
Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian rabies perlu terus dilakukan, masyarakat dapat dilibatkan dalam pelaporan jika terjadi kasus gigitan hewan rabies penular di lingkungannya.
Penyebarluasan informasi di tengah dan masyarakat sekaligus dapat melakukan tindakan pertolongan pertama, berupa cuci luka kasus gigitan hewan penular rabies sehingga dapat mengurangi risiko kematian akibat Rabies.
“Jika hal ini dapat berjalan dengan baik, maka target eliminasi rabies di Indonesia pada tahun 2030 dapat tercapai. Sekali lagi, keterlibatan semua pihak telah dan terus mendukung upaya penanganan rabies di Aceh. Semoga langkah dan usaha kita semua senantiasa mendapat ridha dan rahmat dari Allah,” pungkas Zalsufran.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan USK Teuku Reza Ferasyi, dalam berbagai hal menegaskan dukungan institusinya terhadap berbagai program pemerintah terutama terkait kesehatan hewan.
“Kami sangat mendukung dan siap berkontribusi untuk kegiatan seperti ini, karena One Health adalah semangat kebersamaan dan koordinasi lintas sektor. Untuk itu, kami siap bekerja sama dan mendukung kegiatan seperti ini. Selamat atas terselenggaranya kegiatan ini, Insya Allah sukses,” kata Reza.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Aceh Nurdiansyah Alasta. Kegiatan hari ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Ilyas, perwakilan unsur Forkopimda Aceh serta sejumlah pejabat lainnya.
Pada kegiatan tersebut, Kepala Dinas Peternakan Aceh bersama Drh Ruhaty, selaku Kepala Bidang Kesehatan Veteriner Disnak Aceh, menerima Sertifikat dari Global Alliance for Rabies Control. Penghargaan ini diberikan atas upaya dan keseriusan Pemerintah Aceh melalui Dinas Peternakan Aceh dalam upaya penanganan rabies di Bumi Serambi Mekah.[]
Komentar