Penelitian Ungkap, Kaya atau Miskin Bisa Terlihat dari Wajah

Seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia pada Jumat (25/3/2022), penelitian ini dilakukan oleh R-Thora Bjorsdottir bersama rekan-rekan profesor lainnya di bidang yang sama.  Ia menemukan bahwa raut wajah tersebut dapat terdeteksi apakah seseorang kaya atau miskin.

Author

Waktu Baca 3 Menit

Penelitian Ungkap, Kaya atau Miskin Bisa Terlihat dari WajahCNBC Indonesia
Foto: warren buffet. Ist

JAKARTA, READERS - Raut wajah bisa menggambarkan berbagai hal kepribadian seseorang, termasuk kekayaan dan kualitas diri. Salah satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology mengungkap, seseorang dapat mengetahui lebih jauh apakah orang kaya atau miskin dapat dilihat dari wajahnya. 

Seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia pada Jumat (25/3/2022), penelitian ini dilakukan oleh R-Thora Bjorsdottir bersama rekan-rekan profesor lainnya di bidang yang sama.  Ia menemukan bahwa raut wajah tersebut dapat terdeteksi apakah seseorang kaya atau miskin.

"Hubungan antara kekayaan dan kelas sosial sudah banyak dibahas dalam penelitian terdahulu. Namun studi ini menemukan bahwa perbedaan kekayaan seseorang bisa tercermin dari wajah setiap orang," ujar R-Thora Bjorsdottir, peneliti studi tersebut.

Dijelaskan, secara umum, orang yang memiliki uang cenderung lebih bahagia dan tidak cemas dibandingkan dengan mereka yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar. 

Dalam meneliti studi tersebut, Bjornsdottir dan rekan penulisnya, profesor psikologi Nicholas O. Rule, memilih subjek foto hitam putih yang terdiri dari 80 foto pria dan 80 foto wanita. Tak ada foto yang menggunakan tato atau tindikan. Semua wajah di foto itu juga menunjukkan ekspresi yang netral. 

Setengah dari orang di foto-foto itu adalah mereka yang berstatus sebagai masyarakat kelas atas, dan separuh lainnya adalah kelas pekerja.

Foto-foto tersebut kemudian ditunjukkan pada subyek penelitian. Mereka diminta menebak kelas sosial atau stratifikasi sosial dari masing-masing orang. Disebutkan, hasilnya sebanyak 68 persen menjawab dengan benar.

"Saya tidak berpikir efeknya akan sekuat itu, terutama mengingat betapa tipis perbedaannya di wajah. Ini adalah bagian yang paling mengejutkan dari penelitian," kata Rule. 

Meski demikian, subyek penelitian tidak punya jawaban pasti ketika ditanya bagaimana mereka bisa menebak dengan benar.

"Kalau ditanya kenapa, mereka tidak tahu. Mereka tidak menyadari bagaimana mereka melakukan ini," kata Bjornsdottir.

Para peneliti ini kemudian melakukan studi lebih lanjut dengan memperbesar fitur wajah. Mereka menemukan bahwa subjek masih bisa menebak dengan benar ketika mereka hanya melihat mata dan mulut. 

Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini kemungkinan terjadi karena pola emosi dapat terlihat di wajah seseorang dari waktu ke waktu. Kontraksi otot-otot tertentu dapat menyebabkan perubahan struktur wajah yang dapat dilihat orang lain.

"Seiring waktu, wajah Anda secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda. Bahkan ketika kita berpikir kita tidak mengekspresikan sesuatu, ekspresi emosi itu masih ada di sana," ungkap Rule.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...