Petani Mengeluh Melambungnya Harga Pupuk, Pemerintah Diminta Tidak Tutup Mata

Petani Bener Meriah merasa selalu masalah ini yang muncul dari tahun ke tahun dan tanpa ada solusi. Petani menilai pemerintah tidak tutup mata.

Waktu Baca 4 Menit

Petani Mengeluh Melambungnya Harga Pupuk, Pemerintah Diminta Tidak Tutup MataDok. Ist
Mahya Abadi, petani Bener Meriah sekaligus Sekretaris LSM Garis Merah

REDELONG, READERS - Petani di Kabupaten Bener Meriah turut merasakan pahitnya ekonomi saat ini yang tidak stabil. Petani tampak dicekik dengan disebabkan kenaikan harga pupuk yang melambung tinggi.

Ditambah lagi membuat petani merasa miris lantaran hasil panen palawija yang hargai merendah drastis seperti harga tomat juga harga kentang.

Seperti diketahui, tomat memerlukan banyak pupuk sementara harga panen tidak stabil sehingga membuat petani mengerutkan dahi karena harga pupuk dan harga panen tidak sesuai harapan.

Dengan keadaan demikian, petani merasa pemerintah Kabupaten Bener Meriah tidak memberikan solusi yang tepat, pasalnya dari tahun ke tahun hal tersebut selalu terjadi dan menjadi masalah serius di kalangan petani.

"Penyakit menahun belum juga terobati tanpa ada regulasi apapun dari pemerintah tentang hasil pertanian khususnya di Kabupaten Bener Meriah," kata seorang petani Bener Meriah, Mahya Abadi dalam keterangan resminya kepada Kantor READERS.ID, Sabtu (23/7/2022).

Menurut Mahya, sejauh ini kasus yang sering terulang dari tahun ke tahun di Kabupaten Bener Meriah sehingga tidak ada kejelasan yang pasti dari pemerintah daerah untuk menangani masalah petani ini. 

Mahya mengatakan, hingga saat ini kehidupan petani selalu dihiasi jeritan setiap musimnya lantaran tidak adanya kepastian serta regulasi yang diluncurkan Pemerintah kabupaten Bener Meriah.

"Jeritan petani setiap musimnya sudah tidak asing lagi kita dengar, harga hasil tanaman petani tidak lagi bersahabat dengan harga pupuk yang terus melambung tinggi sehingga pendapatan yg diperoleh petani begitu merosot," ujar Mahya.

Mewakili suara petani Mahya berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Bener Meriah untuk bahu-membahu mengatasi permasalahan tersebut hingga tidak terulang lagi di masa mendatang.

Sekretaris Garis Merah tersebut menyebutkan, 99 persen masyarakat di kabupaten berhawa sejuk ini menopangkan hidupnya dari hasil pertanian mereka.

"Harapan kami kepada bapak Pj Bupati Bener Meriah jangan tutup mata dengan permasalahan yang dialami rakyat bapak saat ini naik dan turunnya," tegasnya.

Harga hasil petani, lanjutnya, bisa jadi disebabkan karena secara serentak waktu panen bersamaan dengan wilayah Brastagi di Provinsi Sumatera.

Menurut Mahya hal itu menyebabkan meledaknya barang di pasaran sehingga bisa jadi mempengaruhi harga tanaman petani menurun.

Lebih-lebih barang hasil palawija dari Kabupaten Bener Meriah hanya disalurkan di tingkat lokal provinsi Aceh dan hanya ke provinsi Sumatera Utara. Karena itu Mahya menilai pemerintah perlu dan harus mencari solusi serta membuka keran atau jaringan baik ke negara tetangga maupun di daerah provinsi lain.

"Jikalau hal ini hanya menjadi tontonan kita setiap tahunnya sama saja dengan pemerintah sebelumnya, tanpa ada perhatian terhadap rakyat bapak sendiri," tutup putra Delung Asli yang juga Sekretaris Garis Merah.

Sementara itu Pj Bupati Bener Meriah Haili Yoga saat dikonfirmasi READERS.ID mengenai keluhan masyarakat tersebut dirinya belum memberikan jawaban melainkan akan dihubungi kembali.

"Sebentar Dinda, nanti akan dihubungi," kata Haili Yoga singkat.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...