Pj Wali Kota Lhokseumawe Dorong Kemandirian Pangan Berkelanjutan

Waktu Baca 3 Menit

Pj Wali Kota Lhokseumawe Dorong Kemandirian Pangan Berkelanjutan

Lhokseumawe– Pemerintah Kota Lhokseumawe bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (USK) sukses melaksanakan panen perdana bawang merah di Gampong Paloh Batee, Kecamatan Muara Satu, Minggu (27/10). 

Kegiatan ini diinisiasi oleh Kelompok Tani Udeep Beusare sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan kelompok petani, yang didukung oleh Program Kedaireka DIKTI untuk mendukung ketahanan pangan berkelanjutan.

Penjabat (Pj) Wali Kota Lhokseumawe, A. Hanan, mengatakan panen ini merupakan hasil dari 65 hari masa tanam di lahan seluas dua hektar, menghasilkan hingga sembilan ton per hektar. 

Adapun Teknik budidaya yang digunakan ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, yang menjadi faktor kunci kesuksesan hasil panen.

“Saya sangat mengapresiasi inisiatif bersama ini antara Pemko Lhokseumawe dan Universitas Syiah Kuala. Ini bukan hanya tentang hasil panen hari ini, tetapi proses pembelajaran budidaya yang berkelanjutan. Produksi tanpa bahan kimia sangat penting untuk menjaga kualitas tanah dan lingkungan,” ujar A. Hanan.

Lebih lanjut, A. Hanan menekankan pentingnya upaya ini dalam mendukung kebijakan pemerintah pusat untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi. Dengan meningkatkan produksi lokal, diharapkan ketergantungan pada impor dapat berkurang, memperkuat ketahanan pangan nasional. 

“Menanam bawang merah bukan hal sederhana. Petani perlu memahami kondisi cuaca dan karakteristik daerah. Karena itu, pendampingan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas petani kita,” tambahnya.

Ia juga berharap agar program ini mampu mendorong para petani untuk mengatur pola tanam yang lebih baik, sehingga bawang merah dapat disimpan hingga enam bulan ke depan, membantu menstabilkan harga pasar dan mencegah fluktuasi harga komoditas.

Ketua Program Studi Doktor Ilmu Pertanian (DIP) Sekolah Pascasarjana USK, Prof. Dr. Ir. Rina Sriwati, menjelaskan bahwa pendampingan petani bawang di Gampong Paloh Batee meliputi penanaman varietas bawang Bauji dan Nganjuk. 

Ia menambahkan faktor cuaca menjadi tantangan utama yang memengaruhi hasil panen, seperti curah hujan yang tidak menentu dan suhu ekstrem yang berdampak pada pertumbuhan tanaman. 

"Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi seperti pemilihan varietas yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan penerapan teknik budidaya yang tepat,"ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa meskipun proyek ini segera berakhir, Fakultas Pertanian USK akan terus mendampingi para petani untuk memastikan keberhasilan penanaman bawang merah, dengan harapan Kota Lhokseumawe dapat menjadi salah satus entra bawang di Aceh.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...