Prof Samsul Rizal: Melatih Guru Bukan Urusan USK, Tapi Dinas Pendidikan

Waktu Baca 4 Menit

Prof Samsul Rizal: Melatih Guru Bukan Urusan USK, Tapi Dinas Pendidikan
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. Foto: Humas USK

Pernyataan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Samsul Rizal beberapa waktu lalu soal mutu pendidikan di Aceh berada pada posisi rendah menuai kritikan dari sejumlah pihak. Baik dari pihak Dinas Pendidikan, kelompok guru, dan lain sebagainya.

Namun, kendati mendapat sejumlah kritikan, Prof Samsul tetap bersikukuh menyebutkan bahwa kualitas pendidikan di Aceh memang masih berada pada posisi rendah. Ia menampik soal pendidikan di Aceh sudah bagus jika dilihat dari angka kelulusan siswa/i di sejumlah perguruan tinggi.

"Saya sudah menyampaikan apa adanya mengenai Aceh. Yang ngomong suruh liat data aja, kualitas berbeda dengan kuantitas, sangat jauh beda kualitas dengan kuantitas," kata Samsul kepada readers.ID, Kamis (1/7/2021).

Samsul menyarankan agar para guru di Aceh perlu dilatih kembali, hal itu bertujuan agar adanya penyegaran terhadap ilmu-ilmu yang baru. Layaknya doktor yang dites setiap dua tahun sekali untuk diuji tingkat kemampuannya.

Dalam hal melatih guru, kata Samsul, itu bukanlah urusan USK, melainkan tugas dari Dinas Pendidikan, baik tingkat kabupaten/kota ataupun provinsi untuk mendidik para guru dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

"Guru yang sudah kita hasilkan 10 tahun, 15 tahun, 5 tahun yang lalu tidak pernah mendapatkan latihan itu bukan urusan Universitas Syiah Kuala. Ilmu itu selalu berubah, tidak tetap. Kalau bangunan itu tetap, tapi guru itu dinamis, harus berubah. Pengetahuan itu harus berubah setiap saat, yang tidak berubah Alquran dan Hadis," jelas Samsul.

Kemudian, Rektor kampus berjuluk Jantong Hate Rakyat Aceh itu menyebutkan, kualitas pendidikan di Aceh masih berada pada ranking 24 hingga 26. Hal itu disampaikan Samsul berdasarkan data yang dimilikinya.

"Kualitas pendidikan kita masih ranking 24 hingga 26, itu real kenyataan. Saya punya data 10 tahun, ini bukan hasil survei. Survei itu beda, makanya harus tau apa itu survei apa itu data real," jelas Samsul.

"Ini kan hasil tes, hasil tes itu ngak bisa, ini bukan hasil survei. Hasil survei hari ini bisa A besok bisa B, ini data real anak-anak yang menjawab bukan saya yang jawab. Anak-anak di Aceh ya," lanjutnya.

Untuk itu, ia menekankan, jika memang serius memperbaiki pendidikan di Aceh, hal yang harus dilakukan ialah kembali melatih para tenaga pendidik.

Ia menilai, peran pemerintah dalam hal ini sangatlah diperlukan, apalagi  saat kondisi pandemi Covid-19 seperti ini. Di mana pemerintah harus lebih peka akan kondisi para siswa.

"Saya kasih contoh, sekarang lagi pandemi Covid-19, anak-anak disuruh belajar secara online. Itu bagi orang tua yang tidak mempunyai laptop, bagaimana anaknya mau belajar. Dengan hp, ya hp mungkin tidak bagus, apa tugas pemerintah dalam hal ini, itu aja," pungkasnya.[acl]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...