Salman Yoga S Paparkan Peradaban Gayo Dalam Didong dan Beri 6 Rekomendasi Penting
“Didong merupakan elemen terpenting dalam peradaban Gayo. Kata peradaban berasal dari Bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai nilai, adab, sopan santun, akhlak mulia dan berperikemanusiaan,” kata Salman Yoga S kepada READERS.ID, Senin (7/8/2023).
TAKENGON, READERS – Salman Yoga S turut menjadi pembicara atau narasumber dalam Seminar Didong Gayo yang digelar oleh Taradita Group dan didukung oleh puluhan komunitas seni pada Sabtu (5/8/2023) di Ball Room Lut Tawar Parkside Hotel Takengon, Aceh Tengah.
Dalam agenda bersejarah itu, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh ratusan tokoh budaya, seniman Didong dan berbagai unsur serta pimpinan daerah dari 3 Kabupaten Gayo serumpun (Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Bener Meriah).
Salman Yoga S dalam pemaparannya mempersentasikan makalahnya dengan topik khusus dan utama tentang Didong Sebagai Peradaban Gayo. Ia mengatakan bahwa Didong merupakan elemen terpenting dalam peradaban Gayo.
“Didong merupakan elemen terpenting dalam peradaban Gayo. Kata peradaban berasal dari Bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai nilai, adab, sopan santun, akhlak mulia dan berperikemanusiaan,” kata Salman Yoga S kepada READERS.ID, Senin (7/8/2023).
Dalam Didong, sambung Dewan Pakar Bidang Seni Budaya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Aceh ini, segala hal dapat muncul dan diaktualisasikan, termasuk menyangkut nilai budaya, agama, fenomena sosial, adat, sistem dan berbagai bidang kehidupan, teknologi, filsafat, agama bahkan politik.
“Semua diekspresikan, diaktualisasikan dan ditransformasikan melalui kesenian Didong diluar eksisistensi utamanya sebagai media hiburan. Karenanya selagi syair-syair Didong mengangkat hal-hal tersebut maka dapat dikatakan Didong merupakan peradaban Gayo,” jelas dosen UIN Ar-Raniry itu.
Lebih lanjut Salman Yoga S menyampaikan bahwa mengingat peran dan fungsi Didong yang demikian besar dalam kehidupan masyarakat Gayo, sudah saatnya seniman dan pelaku (ceh) Didong kembali kekhittah esensi Didong itu sendiri sebagai media komunikasi sekaligus sebagai penjaga gawang nilai-nilai ke-Gayo-an.
Dari itu Salman Yoga S turut memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keberlanjutan peradaban Gayo itu. Terdapat enam rekomendasi disampaikan dalam pemaparan di Seminar Didong tersebut.
“Hal utama yang menjadi rekomendasi saya dalam seminar penting ini adalah: 1. Setiap group dan Ceh Didong harus mampu mengangkat nilai sejarah, agama, kearifan dalam setiap karya-karyanya. 2. Menetapkan tanggal HARI DIDONG sebagai momentum kebudayaan. 3. Membangun GEDUNG DIDONG yang refsentatif, artistik dan permanen sesuai dengan filosofi ke-Gayo-an."
"4. Menyelenggarakan even-even Didong secara bertingkat/berjenjang dan berkala. 5. Mengabadikan nama-nama Ceh berjasa menjadi nama-nama jalan. Menjadikan Didong sebagai muatan pendidikan kearifan dalam segala jenjang pendidikan. 6. Mendorong terkonsepnya regulasi yang berpihak kepada pelestarian, pengembangan, penghargaan dan pendokumentasian kebudayaan,” ujar Pimpinan embaga The Gayo Institut (TGI).
Dalam sesi seminar yang pertama dalam sejarah dan seminar ilmiah terbesar seniman Gayo itu berlangsung dari pagi hingga menjelang magrib dan menghadirkan narasumber seperti Drs. H. Ibnu Hajar Lut Tawar, Mukhlis Gayo, SH., M.Si, Tgk. Irwansyah M.Pd, Ir. Fikar W. Eda., M.Sn, dr.Eddi Junaidi S.POg,SH., M.Kes dan Dr. Salman Yoga S.,S.S.Ag.,MA.,CPM dan LK. Ara.
Sementara itu diantara komunitas yang mendukung acara ini adalah Taradita Group sebagai sponsor utama, Komunitas Ceh Didong Keramat Mufakat, The Gayo Institute (TGI), Sanggar Oloh Guel, Komunitas Teater Reje Linge (TRL), Sanggar Devies Matahari, Komunitas Sastra Bukit Barisan (KSBB), Linge Antara Institut.
Kemudian, Sanggar Pegayon, Komunitas Desember Kopi, Komunitas Gayo Prasejarah, Dewan Kesenian Bener Meriah, Himpunan Seniman Muda Gayo (HSMG), Ikatan Sarjana Seni Gayo (IKASGA), Dewan Komunitas Seni Gayo Aceh Tengah, Ceh-Ceh Didong Melenial, Komunitas YouTuber Gayo.
Seminar yang dihadiri lebih dari 200 seniman Didong dan berbagai unsur lainnya ini pada sesi terkahir menyepakati sejumlah poin rekomendasi dan selanjutnya mendeklarasikan bahwa tanggal 5 Agustus sebagai Hari Didong. Deklarasi ini dibacakan oleh dr. Eddi Junaidy yang diikuti seluruh peserta yang berhadir.[]
Sumber: rilis