Sejumlah Bank di Aceh Upayakan Kemudahan Transaksi Bagi Wisman

“Mesin EDC merchant BSI yang saat ini tersebar di seluruh Aceh dapat digunakan untuk transaksi non tunai dari kartu yang berlogo VISA dan Mastercard“

Waktu Baca 5 Menit

Sejumlah Bank di Aceh Upayakan Kemudahan Transaksi Bagi Wisman
Tangkapan layar - seorang turis saat menyampaikan keluhannya lewat video yang di upload akun Tiktok @Fendra_tryshanie, di Banda Aceh, Sabtu (27/8/2022). Foto: Akun Tiktok Fendra.

BANDA ACEH, READERS – Sejumlah bank di Aceh sedang terus mengupayakan langkah yang memudahkan dan memungkinkan wisatawan mancanegara (wisman) agar bisa bertransaksi di saat berkunjung ke wilayah itu merespons keluhan seorang wisman asal Australia yang viral dalam beberapa waktu lalu.

Regional CEO BSI Aceh, Wisnu Sunandar menyampaikan bahwa saat ini BSI sedang memproses izin acquirer mesin ATM dari VISA agar seluruh mesin ATM BSI dapat melayani penarikan uang tunai dari kartu ATM milik bank-bank luar negeri.

Saat ini, kata Wisnu, BSI hanya memiliki izin issuer kartu sehingga kartu debit VISA BSI dapat digunakan untuk menarik uang dari mesin-mesin ATM berlogo VISA di luar negeri (worldwide).

Kemudian, kartu kredit syariah mastercard BSI (Hasanah Card) juga dapat digunakan worldwide.

"Mesin EDC merchant BSI yang saat ini tersebar di seluruh Aceh dapat digunakan untuk transaksi non tunai dari kartu yang berlogo VISA dan Mastercard," kata Wisnu, dilansir Antara, Minggu (28/8/2022).

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Bank Aceh Ziad Farhad menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan proses pengembangan transaksi crossborder di ATM bekerja sama dengan pihak ketiga sebagai penyedia jasa transaksi crossborder baik itu VISA, Master, dan lainnya.

Namun, untuk transaksi crossborder secara non tunai saat ini Bank Aceh telah tersedia melalui mesin electronik data capture atau EDC Bank Aceh di sejumlah merchant yang tersebar di seluruh Aceh menggunakan kartu ATM yang berlogo VISA maupun Master.

"Sehingga para wisatawan yang ingin berbelanja di supermarket atau melakukan pembayaran penginapan di daerah wisata seperti Sabang maupun destinasi lainnya telah dapat dilayani secara non tunai menggunakan mesin EDC Bank Aceh, baik kartu debit maupun kartu kredit," katanya.

Bahkan, kata Ziad, sejak awal Agustus Bank Aceh telah melakukan kerja sama penggunaan EDC dengan sejumlah penginapan yang ada di Sabang seperti Olala Bungalow dan Star Resort.

"Penyerahan mesin EDC itu sebagai bukti kepedulian Bank Aceh untuk membantu pemilik resort/penginapan di kawasan wisata dalam melayani wisatawan lokal dan mancanegara melakukan transaksi. Khusus wisatawan asing dengan kartu yang berlogo VISA dan Master Card," kata Ziad Farhad.

Sebelumnya wisman dari Australia yang sedang berkunjung ke Aceh mengaku kesulitan bertransaksi di Aceh karena tak tersedianya bank konvensional, mereka tidak bisa menarik uang di anjungan tunai mandiri (ATM) milik BSI maupun Bank Aceh.

"Fendra, here I no money, no bank, no food, no petrol in Aceh. Help me (Fendra, di sini saya tidak memiliki uang, tidak ada bank, tidak ada makanan, tidak ada bensin di Aceh, tolong saya," kata salah seorang wisman asal Australia Paul dalam video singkatnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Paul kepada salah seorang rekannya asal Aceh Fendra. Karena tidak memiliki uang rupiah lagi mereka tak bisa membeli makanan, bensin, dan kebutuhan lainnya.

Video terkait keluhan wisatawan tersebut diunggah lewat akun Tiktok @fendra_tryshanie yang kemudian viral di media sosial masyarakat Aceh, termasuk di instagram.

Sementara itu, Fendra menjelaskan bahwa mereka tak bisa menarik uang karena di Aceh tidak ada lagi bank konvensional, melainkan hanya dua bank syariah saja yaitu BSI dan Bank Aceh.

"Kita tidak punya uang tukar karena di Aceh hanya ada Bank Syariah Indonesia dan Bank Aceh, ATM mereka tidak bisa digunakan di sini. Mau nukar uang juga tidak bisa," ujarnya.

Sehingga, kata Fendra, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan itu dirinya harus menggunakan uangnya terlebih dahulu.

Fendra berharap, persoalan ini harus menjadi perhatian Pemerintah Aceh untuk memikirkan bagaimana solusi agar seperti ini tidak terulang lagi kedepannya. Apalagi Dinas Pariwisata Aceh terus mempromosikan pariwisata di tanah rencong.

Sumber:Antara

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...