Selama 2021, Terjadi Dua Kasus Kematian Gajah Jinak di Aceh

Waktu Baca 3 Menit

Selama 2021, Terjadi Dua Kasus Kematian Gajah Jinak di Aceh
Tim dokter hewan saat melakukan nekropsi bangkai gajah. Foto: BKSDA Aceh

Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat, sedikitnya ada dua kasus kematian Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) jinak yang terjadi di Aceh sepanjang tahun 2021. Dua kasus kematian gajah ini terjadi di dua Conservation Response Unit (CRU).

“Selama 2021 terkait kematian gajah, khususnya gajah jinak sudah dua ekor,” kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, saat dikonfirmas readers.ID, pada Sabtu (3/7/2021).

Berdasarkan data yang dihimpun readers.ID, kasus pertama kematian gajah di tahun 2021 terjadi di CRU Cot Girek, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara, pada awal Januari. Seekor Gajah Sumatra bernama Otto mati.

Diduga, satwa berjenis kelamin jantan itu mengalami sakit. Sebab sebelum mati, mahout (pawang gajah) melihat gajah yang ditangkap di Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya itu dalam keadaan lemas, kurang nafsu makan, dan diare.

“Hasil autopsi, tim medis menemukan adanya perubahan warna di bagian usus, yaitu menghitam dan mendapatkan manifestasi endoparasite,” kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto dilansir dari CNN Indonesia, pada Minggu (3/1/2021).

Lebih kurang enam bulan setelah Otto mati, kasus kematian gajah jinak kembali terjadi. Kali ini anak Gajah Sumatra bernama Intan yang ada di CRU Trumon, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, ditemukan mati, pada Rabu (30/6/2021).

Agus, yang dikonfirmasi readers.ID mengatakan, penyebab gajah betina berusia empat tahun tersebut mati diduga karena terserang virus Elephant Endotheliotropic Herpesvirus (EEHV). Suatu penyakit yang bisa menyerang gajah secara tiba-tiba, khusus terhadap anak gajah dan menyebabkan kematian hanya dalam hitungan empat sampai lima jam.

“Diduga gajah Intan itu terserang suatu virus yakni EEHV,” ungkap Agus.

Meskipun demikian, pihak BKSDA Aceh masih menunggu hasil pasti penyebab kematian gajah berusia empat tahun tersebut. Tim dokter hewan dikatakan, telah mengambil sejumlah sampel organ dari gajah bernama intan itu.

“Saat dilakukan nekropsi sudah banyak bagian organnya yang susah lagi dikenali. Sudah mulai autolisis. Sehingga kini menunggu juga hasil dari beberapa sampel untuk pemeriksaan lab untuk memperkuat dugaan tersebut,” tutup Agus.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...