Uber-uber Minyak Goreng, Kado Pahit Awal Tahun
Tak hanya pedagang makanan, sejumlah mahasiswa yang tinggal di indekos juga tak menampik, kenaikan harga minyak goreng cukup memberatkan mereka. Terlebih stok minyak goreng kemasan mulai sulit dicari.

Tangannya menenteng keranjang belanja berwarna biru menuju etalase di sudut paling belakang supermarket. Langkahnya terburu-buru, sesekali bahunya tak sengaja menabrak pengunjung lain.
"Aku beli dua, tapi nanti kamu yang pegang satu," kata Mona pada seseorang di sampingnya. Perempuan asal Matangglumpang Dua, Kabupaten Bireuen ini membeli 4 liter minyak goreng titipan orang tuanya di sebuah Mall di Kabupaten itu.
Ia membeli minyak goreng kemasan premium sebanyak 4 liter dengan masing-masing kemasan berukuran 2 liter seharga 28ribu.
"Kebetulan di rumah udah habis minyak goreng dan mulai susah juga nyari yang kemasan. Soalnya cuma di Suzuya yang harganya 2 liter 28ribu, itupun stoknya terbatas," katanya, Rabu (2/2/2022).
Pembelian minyak goreng itu hanya dapat dilakukan sebanyak 2 liter dengan satu kali transaksi. Itulah yang menjadi alasan Mona meminta rekannya mengambil 1 kemasan minyak goreng yang juga ia beli.
Benar saja, 10 menit setelah Mona memasukkan minyak miliknya ke dalam keranjang, etalase berwarna merah dan putih itu kembali kosong.
Pemberlakuan Satu Harga Masih Belum Terlaksana
Sejak 1 Februari lalu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberlakukan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) terbaru bagi minyak goreng. Untuk minyak goreng jenis curah dijual seharga 11ribu sementara minyak goreng kemasan premium dijual seharga 14ribu perliter.
Namun, hingga Kamis, (3/2/2022) harga minyak goreng di pasar tradisional di Aceh masih terbilang cukup mahal. Minyak goreng curah masih dijual seharga 20ribu perkilo dan 22ribu perliter untuk minyak goreng kemasan premium.
"Kalau di sini masih 20ribu yang kiloan, kalau yang kemasan 22ribu," kata Marni, salah satu pembeli di pasar tradisional Matangglumpang Dua.

Marni sendiri menggunakan minyak goreng tidak hanya untuk pemakaian pribadi. Ia merupakan seorang penjual sarapan pagi di daerahnya.
"Saya beli minyak bisa sampai 2 kilo sehari, karena nggak cuma untuk masak makanan sendiri, tapi dipakai untuk masak bahan-bahan makanan yang dijual besok," katanya.
Kenaikan harga minyak goreng tersebut menyebabkan sejumlah pedagang harus mencari solusi agar tidak merugi. Marni juga harus mengurangi porsi lauk pada nasi gurih yang ia jual.
"Paling ya lauknya dikurangi. Kalau harganya yang dinaikin susah juga," katanya.
Tak hanya pedagang makanan, sejumlah mahasiswa yang tinggal di indekos juga tak menampik, kenaikan harga minyak goreng cukup memberatkan mereka. Terlebih stok minyak goreng kemasan mulai sulit dicari.
Salah satu mahasiswa di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Intan Mulia Savira mengatakan, dirinya sempat kesulitan mencari minyak goreng di kawasan Darussalam.
"Semalam nyari minyak goreng kemasan di Swalayan udah nggak ada lagi, akhirnya dapat di warung depan kos. Itupun harganya 22ribu. Jadi makin banyak pengeluaran," kata Intan, Kamis (3/2/2022) saat dihubungi Readers.id.
Terakhir kali membeli minyak goreng, ia mengaku masih menemukannya dengan mudah di Swalayan seharga 17ribu perliter.
"Padahal terakhir kali masih mudah dicari dan harganya masih 17ribu," katanya.
Komentar