Warga Israel Mulai Keluar dari Tempat Perlindungan

Selama pertempuran antara Israel dengan Hamas warga Israel memilih berada di tempat perlindungan. Setelah gencatan senjata, banyak keluarga Yahudi meninggalkan tempat perlindungan darurat. Pembatasan darurat sudah dicabut dan semua sekolah akan dibuka kembali.
Militer Israel mengatakan bahwa Hamas menembakkan lebih dari 4.300 roket selama konflik, 90 persen di antaranya berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Kubah Besi. Namun ada sejumlah roket Hamas yang lolos dan menghancurkan sejumlah bangunan, termasuk rumah-rumah warga dan sinagog.
Banyak roket yang ditembakkan mengarah ke kota-kota di Israel bagian selatan, seperti Ashkelon.
Warga setempat bernama Tammy Zamir kepada kantor berita Reuters mengaku senang bahwa konflik sudah berakhir, namun dia juga yakin akan ada eskalasi baru.
Di Kota Ashdod, warga 25 tahun bernama Dan Kiri mengatakan Israel harus terus menyerang Hamas sampai hancur, sambil menambahkan: "Tinggal menunggu waktu hingga ada operasi berikut di Gaza."
Walau sudah berlangsung gencatan senjata pada Jumat dini hari, namun tetap terjadi bentrokan di masjid al-Aqsa siangnya setelah salat Jumat. Polisi Israel menembakkan granat kejut ke para pemrotes Palestina, yang melempari mereka dengan batu dan bom bensin ke petugas. Sedikitnya 20 warga Palestina luka-luka, ungkap tim medis.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa solusi dua negara merupakan jalan satu-satunya untuk mengatasi konflik. Dia menambahkan bahwa tidak akan ada perdamaian kecuali jika kawasan itu secara tegas mengakui hak keberadaan Israel.
Biden juga mengatakan bahwa AS akan mengorganisir bantuan internasional untuk membantu pembangunan kembali di Gaza.[acl]
Sumber: BBC
Komentar