46 Bangunan Sekolah di Aceh Utara Terendam Banjir, Ini Jumlah Kerugian Dialami
musibah bencana alam itu pihaknya terpaksa meliburkan sebanyak 8.108 siswa. Pasalnya 46 bangunan sekolah terendam banjir terdiri terdiri dari 6 Paud, 32 SD, dan 8 SMP.

ACEH UTARA, READERS - Sebanyak 8.108 siswa disejumlah Kecamatan di Aceh Utara terpaksa diliburkan. Pasalnya puluhan sekolah PAUD, SD dan SMP terendam banjir.
Banjir di Aceh Utara pada 4 Oktober 2022 lalu semakin meluas. Bahkan hingga meluas ke 15 kecamatan dan merendamkan sejumlah fasilitas publik dan ribuan hektar perkebunan serta persawahan juga ikut terendam.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara Jamaluddin mengatakan musibah bencana alam itu pihaknya terpaksa meliburkan sebanyak 8.108 siswa. Pasalnya 46 bangunan sekolah terendam banjir terdiri dari 6 Paud, 32 SD, dan 8 SMP.
“Dengan total tersebut jumlah ruangan yang terendam sebanyak 396 unit ruang sekolah yang teridiri dari kelas, kantor, lab, uks, dan pustaka,” katanya.
Dia menyebutkan bangunan sekolah yang terendam banjir tersebar di Kecamatan Matang Kuli, Tanah Luas, Pirak Timu, Lhoksukon, Baktiya dan Samudera.
Selain itu, mengakibatkan kerugian sangat besar dikarenakan alat dan kebutuhan belajar mengajar juga ikut terendam. Total kerugian sementara sebesar Rp52.249.992.000, terdiri kerugian untuk TK sebesar Rp 2.710.400.000 untuk SD Rp 36.982.564.000, dan SMP sebesar Rp12.557.028.000.
Dia mengatakan tim Dinas Pendidikan Aceh Utara terus melakukan pendataan jumlah kerugian serta membuka posko untuk mendata kerugian fasilitas akibat banjir.
“Kita juga mengajak mari kita sama-sama berdoa agar air segera surut dan musibah ini cepat berlalu agar masyarakat bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa,” tutupnya.
Sementara itu Kepala SMA Negeri 1 Matang Kuli, Khairuddin Budiman mengatakan pihaknya juga terpaksa meliburkan 509 siswa. Pasalnya sekolah dipimpinya juga ikut terendam banjir.
Dia menambahkan selain di SMAN 1 Matangkuli, banjir juga meredamkan SMAN 1 Lhoksukon. Bahkan ada juga beberapa jalur akses ke sekolah tidak bisa dilalui, seperti ke SMAN 1 Pirak Timu,” katanya.
“Semua dokumen, peralatan elektronik dan sarana sekolah semua aman. Karena banjir sudah langanan, Insya Allah kita langsung atisipasi,” katanya.
Dia mengharapkan pemerintah untuk melakukan pengerukan sungai sehingga air yg dilepas dari waduk tidak meluap. Adanya rekayasa aliran air saat curah hujan semakin tinggi di Bener Meriah dan Aceh Tengah, tidak langsung ke waduk.
“Penyelesaian waduk dipercepat karena menimbulkan musibah dari penduduk sekitar. Ini banjir yang kedua di tahun ini yg besar. Satu kali lagi pernah, cuma tidak mengganggu aktivitas sekolah,” pungkasnya.
Komentar