Pengusaha Kopi

Aan Juanda dan Relasi Kopi

Aan berasal dari Aceh Besar dan menikah dengan warga Bener Meriah. Sejak menikah, ia memantapkan pikiran untuk menetap di Bener Meriah dan berbisnis mengolah kopi semi wash.

Author

Waktu Baca 5 Menit

Aan Juanda dan Relasi KopiJunaidi/Readers.ID
AAN Juanda, Pelaku Usaha Kopi Arabika Gayo Bener Meriah. (Readers.ID/Junaidi)

Kopi seperti tidak bisa jauh dari masyarakat Aceh. Menyukai kopi dan juga berbisnis komuditi ini juga dilakoni sebagian besar masyarakat di Aceh. Seperti apa yang dilakoni laki-laki 40 tahun, yang ditemui readers.ID disela-sela kegiatan UMKM di Banda Aceh.

Aan Juanda  namanya. Ia tampak sumringah. Wajah senang tidak dapat ia sembunyikan, ketika dijak bicara tentang kopi. Pertemuannya dengan Readers.ID disela-sela kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, membuka kisah awal mengapa Aan kini berbisnis pada sektor yang paling diperdagangkan itu. 

Ia fokus pada produk green bean kopi Arabika Gayo.

Aan berasal dari  Aceh Besar dan menikah dengan warga Bener Meriah. Sejak menikah, ia memantapkan pikiran untuk menetap di Bener Meriah dan melakukan olah kopi semi wash. Kopi yang biasa diolah oleh masyarakat dan para pengumpul kopi di dataran tinggi Gayo.

Memang sejauh ini produk yang ia lakoni tidak banyak, namun sampel dan produk miliknya disebut telah terbang ke manca negara.

Saat ditanyai apakah ia sebagai pengumpul kopi di Bener Meriah atau jenis lainnya, ia menyebut hanya menerima orderan saja.  “Kita bukan pengumpul, kita masih kapasitas kecil, tergantung PO nya,” ujar Aan.

Memang untuk jumlah besar Aan belum memungkinkan, namun kedepan ia berharap ada jalan keluar mengenai usahanya itu. Untuk saat ini, ia mengirim kopi Arabika Gayo kepada teman-teman yang ada di luar Indonesia.

Aan mengisahkan, sebelum Covid melanda, ia telah rutin mengirimi kopi ke beberapa negara di Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan negara Filiphina. “Memang hanya beberapa kilo saja,” kata Aan.

Menemukan teman-teman sebagai jaringan dan relasi yang berada di luar negeri, Aan menyebut mereka merupakan teman sebangku kuliah dulu di Banda Aceh. Teman-temannya lebih dulu menapaki sejumlah negara karena bekerja dan kuliah di sana. 

“Ada yang kuliah disana dan kerja. Mereka rindu dengan kopi Gayo, kopi Aceh. Kalau rindu kopi, dia telpon, bisa kirim kopi,” ujarnya.

Karena covid , lanjutnya, order kita kurang. Selain keluar negeri, Aan biasanya mengirim barang ke Medan, Bekasi dan wilayahnya dengan capaian 10 sampai 50 kilogram. Kadang bisa lebih.

Mengenai income yang ia dapatkan, ia menjawab sama seperti pengusaha lain yang mengikuti kegiatan reguler.

"Cukup untuk memenuhi kebutuhan anak istri dan keluarga," ujar Aan.

Aan terus menggali ilmu untuk bisa berdagang yang benar di industri kopi. Ia juga senang bisa mengikuti kegiatan   workshop e commerce/marketplace yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Aceh sangat membantu. 

“Harapannya dari kegiatan ini mungkin membantu mempermudah usaha kawan-kawan untuk bisa terekspos lebih jauh ke luar sana,” pinta pria 40 tahun itu.

Seperti diketahui, Industri kopi yang terus booming saat ini, membuka kesempatan berusaha dengan mendirikan bisnis kopi. Apalagi di Indonesia memang kental dengan budaya minum kopi yang telah mengakar.

Kehadiran pemerintah dengan dukungan kepada pelaku bisnis kopi, tentu tidak saja membuat mereka menjadi semangat, tapi juga bisa mengetahui perkembangan terkait bisnis ini. Salah satunya adalah  seperti kegiatan workshop e commerce/marketplace pemasaran produk bagi UMKM di Banda Aceh telah berlangsung sejak 1 hingga 4 Maret 2022.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...