ARC-USK Turunkan 20 Pakar Bina Petani Nilam Lhoong 

Waktu Baca 7 Menit

ARC-USK Turunkan 20 Pakar Bina Petani Nilam Lhoong Foto: for READERS.ID
Tim ARC USK melaksanakan Program Saweu Gampong Nilam di Desa Umong Siribee, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Sabtu (29/6/2024).

JANTHO, READERS - Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh melalui Program Saweu Gampong Nilam, Sabtu (29/6/2024), menurunkan 20 orang pakar hulu-hilir nilam ke Desa Umong Siribee, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. 

Program Saweu Gampong Nilam itu dibuka oleh Kepala ARC PUIPT Nilam Aceh USK, Syaifullah Muhammad, kemudian diisi oleh berbagai pakar seperti Dr Elly Kesumawati, Dr Hendra Syahputra, Dr Sulastri, Dr Muhibuddin, Dr dr Zulkarnain, Dr Indra, Dr Elly Sufriadi, Dr Zulfahrizal, Dr Vivi Silvia, dan Dewi Suryani ME.

Acara yang diikuti oleh sekitar 70 orang tersebut berlangsung interaksi antara petani, penyuling dan pakar dari ARC USK. 

Community development nilam yang digelar di Sentra Nilam BSI Lhoong ini terbagi dalam 4 bidang kepakaran yaitu pembibitan dan budi daya, penangan paska panen dan penyulingan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta kelembagaan petani dan literasi keuangan. 

Penyuluhan pembibitan dan budi daya serta penyulingan langsung dilaksanakan pada kebun percontohan dan unit penyulingan di lokasi Sentra Nilam. 

Peserta mendapat pengarahan tentang teknik pembitan, budidaya, perawatan, panen, pasca panen hingga penyulingan. Termasuk yang paling ditekankan, aspek keamanan dan keselamatan kerja di lokasi penyulingan. 

Penguatan kelembagaan petani dan literasi keuangan juga diberikan pada rumah pembelajaran yang ada di lokasi sentra nilam tersebut. 

Salah seorang tim ahli ARC yang memberikan materi penguatan kelembagaan petani, Dr Hendra Syahputra menguraikan pentingnya kelembagaan organisasi bagi petani nilam.

"Kelembaagaan dalam organisasi ibarat sebuah mesin yang kita sebut mesin tabayun. Bergeraknya dengan hati, dan melakukan keseluruhan geraknya dengan niat kebermanfaatan bagi orang banyak," jelas Hendra.

Sebagai motor penggerak dalam kelembagaan, lanjut Hendra, tidak boleh berhenti jika ada satu titik masalah. Melainkan terus bergerak dan mengajak orang lain untuk bisa andil dan berperan bersama menuju cita-cita yang sudah digaungkan bersama.

"Keberhasilan petani nilam di Aceh Besar akan sampai gaungnya kemana-mana suatu saat. Bukan saja tentang panennya yang banyak dan besar, tapi juga tentang bagaimana semua pengurus yang kompak dan punya cita-cita besar memajukan kelompok tani lain untuk sukses bersama," ujar Hendra.

Program Saweu Gampong Nilam dari ARC USK ini dilangsungkan bertepatan dengan musim durian di Lhoong, Aceh Besar. FOTO: for. READERS.ID

Dewi, Dosen Ekonomi Islam memaparkan literasi keuangan kepada petani nilam tentang bagaimana mengelola keuangan dalam Islam. 

"Satu hektar tanah bisa menghasilkan 10.000 tanaman nilam dengan nilai uang kisaran 100 juta dalam 4-6 bulan masa panen. Uang hasil panen harus dikelola dengan baik," ujarnya.

Dewi menyebutkan Allah mengajarkan konsep manajemen keuangan modern sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surat Yusuf 46-49, ahli tafsir menyatakan ekonomi tidak selamanya stabil. Akan ada fase di atas dan di bawah. 

"Sehingga kita harus mempersiapkan keuangan masa depan. Allah menggunakan kata bercocoktanam, dimana bercocoktanam itu adalah sesuatu yang bertumbuh. Jadi persiapkan keuangan pada aset yang nilainya bisa bertumbuh. Seperti tanah untuk aset riil, ataupun saham atau reksadana untuk aset finansial yang mudah untuk dicairkan kapan saja," jelasnya. 

Terbukti aset finansial memiliki pertumbuhan nilai yang bisa mengalahkan inflasi, imbuh Dewi. Tentu ini akan sangat baik jika petani juga turut berinvestasi dalam rangka mengelola keuangan.

Sementara itu, Ketua Panitia Saweu Gampong Nilam ARC USK, Friesca Erwan menyampaikan kegiatan ini merupakan agenda rutin ARC dalam rangka pembinaan petani dan penyuling nilam di Aceh.

"ARC rutin turun ke desa-desa untuk melakukan penguatan dan transfer pengetahuan untuk petani dan penyuling nilam," sebutnya. 

Dalam kegiatan ini, jelas Friesca, ARC juga bisa mendengarkan persoalan, pengalaman dan perkembangan nilam masyarakat langsung dari petani dan penyulingnya.

"Kami berharap, interaksi petani dan penyuling nilam dengan kampus akan dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani dan menjadi bahan masukan bagi ARC dalam merencanakan program selanjutnya," kata Dosen Teknik Industri USK lulusan Australia ini.

Dia menambahkan, saat ini  iklim usaha nilam semakin membaik. Selain peningkatan permintaan minyak nilam dari dunia internasional, Aceh melalui ARC juga telah mampu melakukan purifikasi minyak nilam dan memproduksi berbagai produk inovasi turunan nilam yang bernilai ekonomi tinggi.

Acara Saweu Gampong Nilam ARC kali ini juga bertepatan dengan musim durian di Lhoong Aceh Besar. 

ARC membeli durian masyarakat dengan nilai jutaan rupiah dan dibagikan kepada seluruh peserta yang hadir. 

Sebelum kembali ke Banda Aceh, tim ARC USK juga menyempatkan mampir di kawasan Wisata Pasie Jantang yang terkenal dengan keindahan lautnya dan tradisi tarek pukat dari masyarakat setempat.[]

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...