BEM FKIP USK: Pendidikan Aceh Masih Terpuruk, Disdik Ngapain Aja?

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguguran dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) meminta Gubernur Aceh, Nova Iriansyah untuk segera menggatikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri.
Tidak hanya itu, mereka juga meminta Nova mencopot Plt. Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) karena dinilai sudah mengeluarkan pernyataan yang kian memperkeruh konflik antara Gubernur Aceh dan USK.
"Tidak seharusnya bapak Plt. Kabid GTK memojokkan FKIP USK hanya untuk membantah Rektor. Rektor bicara berdasarkan data, bapak Plt. Kabid GTK berdasarkan apa?," kata Ketua BEM FKIP USK, Viky Nur Hakim, Jumat (2/7/2021).
Menurut Viky, pendidikan seharusnya menjadi patokan yang harus ditingkatkan oleh Dinas Pendidikan Aceh, jangan dijadikan lahan adu argumen. Dinas Pendidikan harus membuktikan kalau pendidikan Aceh tidak berjalan di tempat, bukan malah mengajak berdebat yang terkesan antikritik.
Viky menjelaskan, data yang dirilis Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) hasil Ujian Evaluasi Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) di pulau Sumatra, Aceh tercatat satu-satunya dengan hasil terendah.
"Aceh diberikan dana Otonomi Khusus (Otsus) berlimpah ruah. Kepala Dinas Pendidikan Aceh mengaku anggaran pendidikan Aceh tahun 2021 mencapai Rp 3,5 Triliun. Seharusnya dengan dana yang sebesar itu Aceh sudah mampu membenahi dirinya dalam pendidikan. Jangan hanya membangun sektor pendidikan dari sisi fisik, tapi juga kualitas guru dan siswa," ujar Viky.
Viky menegaskan, bahwa data membuktikan mutu pendidikan Aceh masih terpuruk. Sebab itu, pihaknya mengajak seluruh elemen untuk selalu mengawal penggunaan anggaran pendidikan, karena ditakutkan dana yang sebesar itu akan menjadi ladang permainan proyek.
Viky menyebutkan, mahasiswa FKIP adalah lokomotif utama yang siap berdiri di garda terdepan mengawal mutu pendidikan Aceh.
"Dinas pendidikan Aceh Ngapain aja? Apa cukup berbalas pantun di media untuk mencari muka? Buktikan kalau pendidikan Aceh sudah membaik," tegasnya.
Ia menilai, di saat situasi pendidikan Aceh yang semakin terpuruk malah kepala Dinas Pendidikan Aceh mengatakan pendidikan Aceh baik-baik saja. Padahal sesuai fakta di lapangan jauh dari kata baik-baik saja.
Viky menjelaskan, jumlah siswa Aceh yang lulus SNMPTN dan SBMPTN harus dilihat dari sisi keseluruhan, bukan hanya hitungan angka. Siswa Aceh, kata Viky, yang lulus di berbagai PTN masih berada di bawah Papua.
"Papua jumlah penduduk lebih sedikit, tapi mampu meluluskan siswanya di PTN bergengsi dengan pilihan favorit. Siswa Aceh yang lulusannya melimpah lulusnya di PTN dengan Prodi favorit berapa coba? Jadi, jangan ngawur Plt. Kabid GTK Dinas Pendidikan Aceh," pungkas Viky.
Komentar