Data Recipe: Korelasi Luas Kebakaran Hutan dan Emisi CO2 di Aceh

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus terjadi setiap tahunnya hampir di seluruh provinsi di Indonesia berpengaruh meningkatnya emisi karbondioksida (CO2).
Karhutla yang terjadi setiap tahun sudah menjadi bahaya laten di Indonesia, tak terkecuali di Aceh. Ada ribuan hektar hutan dan lahan terbakar yang menghasilkan emisi, terutama karbondioksida yang terkandung pada kabut asap terakumulasi di udara, sehingga membentuk gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global, memicu perubahan iklim dunia.
Emisi karbon disebabkan oleh aktivitas pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, solar dan bahan bakar lainnya. Pemicu lainnya juga dapat disebabkan karena pembakaran fosil di bidang manufaktur, pemanasan dan transportasi.
Selain itu Karhutla juga berdampak terhadap perekonomian dan kesehatan masyarakat, rusaknya ekosistem dan menyebabkan musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan.
Sebuah penelitian pada tahun 2018 menemukan bahwa, paparan asap Karhutla dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius pada sistem pernapasan. Di antaranya asma, bronkitis, pneumonia, serta penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Bahaya asap kebakaran hutan tidak berhenti sampai di situ. Campuran gas, zat kimia, partikel debu, dan bahan-bahan lain pada asap kebakaran hutan bisa menimbulkan efek jangka pendek dan jangka panjang bagi kesehatan.
Atas dasar itu, ada kesepakatan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), setiap negara harus mengupayakan suhu muka bumi tidak mengalami kenaikan lebih dari 2 derajat celsius dari sejak revolusi industri.

Namun, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada 2020 memprediksi suhu bumi akan naik sekitar 1-1,5 derajat celcius setiap tahun hingga lima tahun mendatang. Salah satu sektor penyumbang emisi terbesar di dunia adalah pengalihan lahan, pertanian, dan perhutanan, dengan kontribusi sebanyak 24 persen (kompas.com, 24 Juli 2020).
Sedangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis emisi gas rumah kaca di Indonesia cukup fluktuatif selama 2010-2018, tetapi menunjukkan tren peningkatan setiap tahun.
Sektor kehutanan, serta kebakaran hutan dan lahan menjadi menyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di Indonesia pada 2018. Nilainya mencapai 723,51 Gg CO2e atau 44 persen dari total emisi gas rumah kaca di Indonesia (katadata.com, 23 Agustus 2021).
Untuk mengetahui hasil korelasi antara Karhutla dan dikeluarkannya emisi karbondioksida di Aceh, readers.ID menyajikan resep data atau langkah-langkah mengambil, membersihkan data dan menganalisis data.
Sehingga menemukan berdasarkan kriteria korelasi bahwa Karhutla dan emisi karbondioksida yang dikeluarkan berkorelasi erat atau kuat. Dengan demikian, luas (karhutla) di Aceh pada 2016-2020 berhubungan erat dengan peningkatan akumulasi emisi karbon dioksida dalam lima tahun terakhir di Aceh.
Nantikan tulisan lengkapnya akan tayang dalam sepekan ini.

Sumber data diambil dari sipongi.menlhk.go.id per tanggal 22 November 2021. Langkah pengambilan data, buat lembar kerja dalam bentuk spreadsheet untuk memudahkan pengambilan data, pembersihan data hingga visualisasi data.
Kali ini readers.ID menggunakan peramban (browser) Google Chrome. Bisa menggunakan peramban lainnya.
Untuk masuk ke spreadsheet, ketik tautan docs.google.com/spreadsheets di kolom peramban lalu klik Buat spreadsheet baru atau tombol + berwarna di sebelah kanan bawah layar.
Setelah itu akan tampil halaman spreadsheet seperti gambar di bawah sebagai tempat kerja untuk mengolah dan menganalisis data.
Setelah sampai di lembaran spreadsheet, ubah judul dengan klik dan edit Untitled spreadsheet di sebelah kiri atas, agar lembaran kerja mudah ditemukan di penyimpanan drive nantinya. Setiap tugas akan tersimpan secara otomatis.
Berikut tampilan lembar kerja Anda. Setelah itu balik lagi ke peramban (browser) Google Chrome dan ketik Sipongi di mesin pencarian (google).
Klik SiPongi - Karhutla Monitoring Sistem. Kemudian tampilannya seperti ini
Setelah itu klik menu Data & Grafik lalu pilih Luas Kebakaran seperti tampilan di bawah
Berikut tampilannya
Seret layar ke bawah, lalu klik tulisan DOWNLOAD PDF
Setelah di-download, berikut tampilannya
Klik menu Convert to Excel di atas lalu berikut tampilannya
Klik Convert di sebelah bawah, samping Cancel.
Klik Yes. Lalu berikut tampilannya.
Salin semua data dengan cara CTRL+A kemudian CTRL+C
Setelah pergi ke lembaran spreadsheet Anda yang sempat dibuat di langkah awal
Klik kanan di sel paling kiri atas (sel A1) lalu pilih Tempel khusus, kemudian pilih Hanya nilai, supaya rumus dari Excel tidak ikut terbawa ke spreadsheet
Berikut tampilannya
Ganti nama sheet di bawah dari Sheet1 menjadi Data Karhutla Indonesia
Berikut tampilannya. Setelah sampai di sini, lakukan pembersihan data
Terdapat simbol atau tanda baca tertentu pada data luas kebakaran hutan dan lahan maupun emisi karbon dioksida. Simbol tersebut berupa (-), dalam kasus lain juga terdapat tagar (#), bintang (*) dan tanda penghubung atau minus.
Hilangkan tanda strip (-) yang ada di sel agar menjadi angka nol (0) supaya bisa dijumlahkan datanya, begitu juga bila menemukan tanda baca lainnya bisa mengikuti langkah berikut. Caranya klik menu Edit lalu klik Cari dan ganti.
Setelah itu masukan tanda - ke kolom Cari dan masukan angka 0 dalam kolom Ganti dengan, tunggu sebentar lalu klik tombol Ganti semua, lalu klik tombol Selesai. Sering juga menemukan kasus ada tanda baca - namun tidak terbaca. Jangan khawatir, langkahnya cukup sederhana, tinggal arahkan kursor ke tanda baca itu lalu Copy dan lakukan dengan cara yang sama seperti di atas.
Berikut tampilan setelah tanda - sudah berubah menjadi angka 0
Sampai di sini, bersihkan data dengan menyusun beberapa nama provinsi yang selnya terpisah jadi dua. Misal Bangka Belitung. Hapus tulisan Belitung dan tulis ulang di sel Bangka, agar baris sel sesuai dengan data di sebelahnya. Begitu pula dengan Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan semua provinsi yang namanya terpisah jadi dua sel, satukan dengan menghapus dan tulis ulang.
Berikut tampilan setelah beberapa nama provinsi dirapikan sesuai data selnya.
Setelah itu hapus semua sel yang kosong agar semua provinsi saling merapat ke atas.
Langkah selanjutnya adalah penggabungan data ‘Data Bersih Karhutla’ dengan ‘Data Bersih Emisi’. Namun harus terlebih dahulu diperhatikan data harus diseragamkan, yaitu harus sama-sama 2016-2020. Bila ada yang berbeda tahun, maka tinggal dihapus kolom tahun yang tidak digunakan untuk dianalisis.
Pada lembar kerja spreadsheet kali ini kedua data terletak pada beda sheet. Untuk menggabungkan kedua data tersebut menjadi satu sheet yaitu blok tabel pada Data Bersih Karhutla’, dan klik kanan. Kemudian, pilih ‘Salin’ atau ‘Copy’. Lalu, letakkan kursor komputer di ‘Sel A38’ pada sheet ‘Data Karhutla’, dan klik kanan. Pilih ‘Tempel Khusus’ atau ‘Paste Special’, dan klik ‘Tempelkan Nilai Saja’ atau ‘Value Only’. Maka, kedua data tersebut pun bergabung dalam satu sheet yang sama.
Langkah yang sama juga dilakukan untuk memindahkan data dari sheet lain digabungkan menjadi satu sheet data ‘Karhutla dan Emisi’.
Berikut adalah hasil penggabungan data Karhutla dan Emisi di Indonesia.
Hasil penggabungan data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan ‘Pivot Table’ atau ‘Tabel Pivot’. Untuk itu, blok seluruh data, kemudian klik ‘Data’ pada menu utama komputer, dan pilih ‘‘Pivot Table’ atau ‘Tabel Pivot’. Dalam kasus lain, ada juga spreadsheet tabel pivot terletak di ‘Sisipkan’, tetapi pada umumnya berada di ‘Data’.
Setelah muncul kotak dialog ‘Buat Tabel Pivot’, pilih ‘Sheet Baru’ pada “Sisipkan ke’. Sebelum itu, pastikan sheet ‘Data Bersih Emisi Emisi’!A1:F71 termuat di kolom ‘Rentang Data’ pada kotak dialog tersebut. Lalu, klik tombol ‘Buat’.
Selanjutnya, layar komputer otomatis menuju “Sheet Tabel Pivot’ sebagai lembar kerja baru. Di situ akan muncul pula kolom, baris kosong, serta ‘Editor Tabel Pivot’ sebagai tampilan awal.
Papan ‘Editor Tabel Pivot’ memuat nama sheet beserta rentang data. Terdapat pula sejumlah saran tindakan penyuntingan, yakni ‘Baris’, ‘Kolom, ‘Nilai’, dan ‘Filter’.
Setelah itu, klik ‘Tambahkan’ pada pilihan Baris’, pilih 2016. Kemudian, kosongkan pilihan (hapus centang) pada kotak ‘Tampilkan Total’ dan ‘Ulangi Label Baris’ di bawahnya. Ulangi langkah serupa dengan memilih ‘2017’, ‘2018,’2019, dan ‘2020’ pada tombol ‘Baris’. Maka akan tampil seperti di bawah ini.
Karena hanya ingin menganalisis data luas Karhutla beserta emisi karbondioksida di Aceh pada 2016-2020, harus dilakukan penyaringan atau filter. Klik ‘Tambahkan’ pada pilihan ‘Filter’, dan pilih ‘Provinsi’. Kemudian, klik ‘Menampilkan Semua Item’, dan pilih ‘Kosongkan’ pada ‘Filter menurut Nilai’. Lalu, ketik ‘Aceh’ pada kolom pencarian, dan klik tombol ‘Oke’.
Kemudian data tersajikan hanya Karhutla dan Emisi Hasil akhir dari penyaringan tersebut hanya akan menampilkan data luas kebakaran hutan dan lahan serta jumlah emisi karbon di Aceh. Datanya masih tersajikan masih dalam baris seperti terlihat di bawah ini.
Untuk menjadikan data tersebut dalam bentuk kolom untuk memudahkan dianalisis lebih lanjut, maka yang harus dilakukan adalah menerapkan rumus =TRANSPOSE. Letakkan kursor pada 'Sel A5 terapkan rumus TRANSPOSE(A1:F3) dan hasilnya terlihat seperti di bawah ini, data sudah dalam kolom.
Cara menghitung korelasi menggunakan rumus =CORREL(B6:B10;C6:C10), terlihat seperti di bawah ini.

Berdasarkan analisis data tersebut diketahui luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Aceh sekitar 9.158 hektar pada 2016, dengan tingkat emisi sebesar 2.859.378 ton CO2e. Luas kebakaran turun pada 2017 seluas 3.865 hektar, dengan emisi juga ikut turun sebesar 2.786.053 ton CO2e.
Luas Karhutla di Aceh pada 2018 kembali turun menjadi 1.284 hektar dan ini berkorelasi dengan tingkat emisi juga mengalami penurunan menjadi 572.104 ton CO2e.
Pada 2019 luas Karhutla di Aceh mengalami penurunan drastis, yaitu hanya 730 hektar, begitu juga berhubungan erat turunnya tingkat emisi sebanyak 281.520 ton CO2e.
Kemudian luas Karhutla di Aceh kembali melonjak pada 2020 seluas 1.078 hektar, begitu juga berkorelasi meningkatnya emisi sebanyak 361.241 ton CO2e.
Luas karhutla di Aceh pada 2016-2020 berdampak terhadap peningkatan akumulasi emisi karbon dioksida dalam lima tahun terakhir. Hal itu diketahui dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi kedua faktor tersebut adalah sebesar 0,86.
Berdasarkan kriteria korelasi, jika nilainya mendekati ‘1’, berarti Variabel X, dan, Variabel Y memiliki korelasi erat atau kuat. Dengan demikian, luas (karhutla) di Aceh pada 2016-2020 berhubungan erat dengan peningkatan akumulasi emisi karbondioksida dalam lima tahun terakhir di Aceh.

Hasil analisis perlu divisualisasikan supaya lebih mudah dipahami awam, dan menambah nilai estetika pada tampilan data. Visualisasi biasa disajikan melalui berbagai jenis dan bentuk diagram.
Visualisasi kali ini menggunakan tools flourish dengan pertimbangan opsi dan template yang tersedia lebih menarik, beragam dan beberapa fitur yang mendukung saat dipasangkan di media online. Hal lain kelebihan menggunakan perangkat flourish bisa diakses secara gratis.
Buka peramban lalu masukan tautan tools Flourish flourish.studio lalu klik menu Sign In di atas.
Pilih Sign up with Google.
Masukan alamat email Anda dan password.
Isi username Anda dengan catatan username yang belum digunakan oleh pengguna lain, tambahkan angka tertentu di ujung username Anda untuk memudahkan verifikasi. Lalu klik Register di sudut kanan bawah
Klik + New Visualisation di sudut kiri atas.
Pilih jenis visual yang Anda inginkan. Untuk visualisasi data ini, readers.ID pilih jenis template Bar chart (with menu) seperti gambar di bawah
Saat berada di tampilan awal, tugas Anda selanjutnya merapikan visualisasi sesuai kebutuhan.
Sebelum merubah visualisasi, sebaiknya isi dulu data yang sudah disiapkan dari spreadsheet tadi ke flourish untuk memudahkan mengatur tampilan. Klik tools Data terletak di atas diagram
Berikut tampilannya
Hapus semua data yang ada di tabel Flourish dengan cara CTRL+A lalu tekan tombol Delete di papan ketik Anda. Berikut tampilannya
Masukkan data yang Anda siapkan dari spreadsheet di awal.
Buka kembali spreadsheet di awal dan masukan data yang akan dibuat visualisasi. Untuk tahap awal, visualisasi data 10 besar provinsi dengan luas Karhutla dan emisi karbondioksida di Indonesia
Namun sebelumnya ubah terlebih dahulu judul sel dalam data visualisasi dengan judul Filter, Year, 2016 2017, 2018, 2019, 2020 dan Total
Setelah itu data di menu sebelah kanan. Isi kolom Values C-H agar nilai visualisasi nantinya dapat tampil semua dari filter sampai total. Berikut tampilannya
Salin semua data dari spreadsheet yang berisi provinsi 10 besar karhutla dan penyumbang emisi karbon dengan struktur, Filter isi dengan tulisan Karhutla (Ha) yang nantinya menjadi tombol judul untuk 10 besar karhutla. Sesuaikan nama provinsinya dengan urutan yang paling kecil dari atas dan yang paling besar jumlah karhutlanya berada paling bawah (lihat Maluku-Papua dari baris 1-11)
Kemudian masukan data sesuai yang Anda analisis dari spreadsheet
Selanjutnya masukan data emisi karbon dengan melanjutkan pengisian data ke bawah (lihat Lampung dari baris 12 sampai ke bawah). Sesuaikan nama provinsinya dengan urutan yang paling kecil dari atas dan yang paling besar jumlah emisi karbonnya berada paling bawah. Lakukan persis seperti saat memasukan data karhutla. Jika baris tidak cukup, tambahkan baris dengan cara memasukan angka di kolom bawah bertuliskan more rows. Isi berapa yang butuh, lalu tekan tombol tambah (+)
Jika sudah sampai di tahap ini, tekan tombol Preview yang ada di atas. Berikut tampilannya
Jika kasusnya seperti di atas, tekan CTRL+R, nanti secara otomatis tampilan akan berubah seperti berikut
Sampai di tahap ini, ubah judul visualisasi Anda. Caranya dengan seret layar ke bawah dan lihat menu sebelah kanan bertuliskan Header
Klik menu Header lalu masukan judul visualisasi Anda. Misal: Aceh & 10 Besar Provinsi Terluas Karhutla dan Penyumbang Emisi Karbon Periode 2016-2020 di kolom TITLE dan Sumber sipongi.menlhk.go.id per Tanggal 22 November 2021 di SUBTITLE. Jangan lupa klik logo rata tengah di atasnya. Berikut tampilannya
Selanjutnya masukan nama Anda sebagai pembuat visual dan masukan tautan tempat Anda mengambil data (misal situs SiPongi)
Caranya, seret layar ke bawah, lalu pilih menu Footer
Setelah klik menu Footer lalu isi nama Anda dan media Anda, serta tautan sumber data
Sampai di tahap ini selesai sudah pekerjaan Anda memvisualisasi data dan saatnya publikasi.
Untuk mengambil embed agar visualisasi dapat dipasangkan di media Anda, klik tombol Export & publish di kanan paling atas, lalu klik Publish to share and embed.
Langsung klik tombol Publish warna merah.
Salin tautan dari kolom Embed on your website, lalu tempelkan ke media online tempat Anda ingin memasangkan visualisasi sebagai pelengkap liputan Anda.
Silakan klik di bawah ini untuk melihat data statistik:
Data ini dapat menjadi informasi bagi masyarakat dan berpeluang dianalisis lebih mendalam untuk mendapatkan wawasan baru terkait karhutla dan sumbangan emisi karbon di Aceh dan Indonesia serta menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan ke depan. [acl]
Penulis: Afifuddin Acal, Sara Masroni
Komentar