Dinkes Lhokseumawe Lakukan Pengukuran dan Publikasi Stunting

Data buku register, total balita di Kota Lhokseumawe per Agustus 2022 sebanyak 14077 anak. Pada penimbangan tersebut, dari jumlah balita yang melakukan penimbangan dan pengukuran sebanyak  10618 anak atau sebesar 75,4 %.

Waktu Baca 2 Menit

Dinkes Lhokseumawe Lakukan Pengukuran dan Publikasi <i>Stunting</i>

LHOKSEUMAWE, READERS - Dinas Kesehatan Lhokseumawe telah melakukan pengukuran status gizi, terutama stunting pada balita. Pengukuran tinggi badan atau panjang badan bersamaan dengan bulan penimbangan balita dan distribusi kapsul vitamin A. Jum'at (30/12/2022).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza mengatakan, data Pengukuran Tinggi badan, diinput dalam aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e PPGBM) oleh petugas.

“Apabila ada data yang bermasalah gizi di konfirmasi dan divalidasi oleh petugas puskesmas, serta dinas kesehatan.   Selain data status gizi balita, juga diinput data riwayat tindakan terhadap balita yang bermasalah gizi,  kemudian  di analisa faktor faktor determinan,” ujar Safwaliza, Kamis (29/12/2022) kemarin. 

Safwaliza menambahkan, data buku register, total balita di Kota Lhokseumawe per Agustus 2022 sebanyak 14077 anak. Pada penimbangan tersebut, dari jumlah balita yang melakukan penimbangan dan pengukuran sebanyak 10618 anak atau sebesar 75,4 %.

Berdasarkan hasil pengukuran itu, yang tercatat dan masuk dalam aplikasi e- PPGMB, angka prevalensi stunting Kota Lhokseumawe sebanyak 824 balita, dibandingkan dengan prevalensi stunting tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 3,63 %, dengan jumlah anak stunting sebesar 1276 balita (9,48 %).

“Angka penurunan ini sesuai dengan target nasional dalam strategi percepatan penurunan stunting setiap tahunnya,” tutur Safwaliza.

Tambahnya, hasil pengukuran pada bulan penimbangan Agustus 2022 yang tercatat dalam aplikasi e-PPGBM, menjadi bagian dalam pelaksanaan aksi 7 (pengukuran dan publikasi), konvergensi percepatan penurunan stunting di Kota Lhokseumawe. 

“Diharapkan hasil  pengukuran status gizi, terutama  prevalensi stunting balita di diseminasikan pada setiap pertemuan,  baik  pada saat SMD, mini lokakarya bulanan dan pertemuan lintas  program maupun lintas sector OPD,” katanya. 

Stunting yang terjadi di Kota Lhokseumawe disebabkan oleh, keluarga yang merokok 446 kasus, tidak tersedia air bersih 16 kasus, jamban yang tidak sehat 68 kasus. Tidak memiliki BPJS 51 kasus, tidak imunisasi dasar 248 kasus, kecacingan 51 kasus dan riwayat ibu hamil 43 kasus.

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...