Festival Tunas Bahasa Ibu Aceh 2025 Resmi Ditutup

Author

Waktu Baca 4 Menit

Festival Tunas Bahasa Ibu Aceh 2025 Resmi DitutupFoto: Dok. Junaidi
Peserta FTBI foto bersama dengan Ketua Balai Bahasa Provinsi Aceh bersama Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'adudin Djamal, Maestro 8 Kabupaten/Kota, di Ayani Hotel, Banda Aceh, Minggu (23/11/2025).

BANDA ACEH, READERS - Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Aceh 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa dan Provinsi Aceh yang berlangsung di Ayani Hotel, Peunayong, Banda Aceh resmi ditutup. Minggu (23/11/2025).

Kepala Balai Bahaa Provinsi Aceh, Drs Umar Solikhan M. Hum dalam sambutannya menyampaikan ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengikuti mensukseskan FTBI ini.

"Kami melaporkan secara singkat, bahwa kegiatan FTBI ini hadir dalam rangka revitalisasi bahasa daerah yaitu Bahasa Aceh dan Bahasa Gayo yang bekerjasama dengan delapan pemerintah kabupaten/kota di Aceh berjalan lancar dan sukses," kata Umar Salikhan dihadapan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'adudin Djamal.

InsyaAllah para pemenang, sambung Umar, jika anggaran memungkinkan, kegiatan FTBI ini akan berlanjut ke tingkat nasional di Jakarta pada 2026 mendatang.

Umar Salikhan mengharapkan kepada seluruh peserta untuk terus melestarikan bahasa ibu, yaitu bahasa Aceh dan Gayo untuk memperkuat identitas.

"Seluruh program revitalisasi ini adalah sebagai upaya untuk menggerakkan dan menggalakkan kembali Bahasa Ibu sebagai bahasa dan identitas di masing-masing daerah," ujarnya.

Umar juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh maestro yang terus berkontribusi besar dalam melestarikan Bahasa Ibu dan meneruskannyq kepada generasi penerus yaitu anak-anak di tingkat SD/MI dan juga SMP/MTs.

Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'adudin Djamal dalam kesempatan itu juga menyampaikan, turut prihatin dengan regenerasi muda yang saat ini malu-malu dalam menggunakan bahasa daerah sendiri.

Menurutnya, bahasa ibu, yaitu bahasa Aceh dan Bahasa Gayo kini berdampak punah akibat kurangnya penutur bahasa ibu. Ia mengatakan, bahwa Aceh ini hebat dan kuat kalau dengan terus mengembangkan Bahasa sendiri dan menjaga identitas diri.

"Saya sangat bangga dengan seluruh peserta yang hadir dalam kesempatan ini selama 4 hari di Banda Aceh, tentu ini orang-orang hebat dan pilihan dalam mengikuti kegiatan FTBI," kata Illiza.

FTBI ini, lanjutnya, tentu tidak hanya sekedar lomba melainkan sebagai langkah besar bagaimana kita dapat melestarikan dan menguatkan bahwa bahasa ibu untuk tumbuh lebih besar di daerah setinggi-tingginya.

Atas dasar itu, Illiza menyampaikan ucapan terimakasih kepada Balai Bahasa Provinsi Aceh atas program FTBI ini yang terus-menerus diagendakan. Ia meninilai, kegiatan ini sebagai program penunjang bagi penutur untuk terus menjaga identitas Bahasa Aceh dan Bahasa Gayo.

"Kami percaya anak-anak akan mengenal dengan budaya akan tumbuh kuat dan percaya diri dan akan lebih siap menghadapi dunia global tanpa meninggalkan identitas atau jati dirinya," sebutnya.

Ia juga mengajak pihak seluruh peserta yang hadir untuk terus menjaga Bahasa Ibu atau Bahasa Identitas. "Teruslah menjaga Bahasa Ibu dengan rasa cinta," tutup Illiza.

Diketahui, FTBI ini memperlombalan enam kategori, yaitu lomba Menulis dan Membaca Puisi, Menulis Cerita Singkat, Mendongeng, Pidato, Lawakan Tunggal dan Tembang. Kemudian menghadirkan sebanyak 36 juri dari delapan kabupaten.

Sementara itu, untuk juara umum FTBI Aceh dimenangkan oleh Kabupaten Bireuen, sementara itu untuk juara umum FTBI Bahasa Gayo adalah Kabupaten Aceh Tengah.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...