Fesyen Aceh Diharapkan Semakin Menggelora dan Mengangkat Ekonomi Aceh

Author

Waktu Baca 4 Menit

Fesyen Aceh Diharapkan Semakin Menggelora dan Mengangkat Ekonomi AcehHumas Aceh
Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT., memberikan sambutan pada kegiatan peragaan show "Afternoon Tea Fashion" di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Minggu (27/3/2022).

BANDA ACEH, READERS – Fesyen Aceh terus menggeliat untuk digencarkan, salah satunya melalui pergelaran peragaan show “Afternoon Tea Fashion Survival”. Dengan adanya fesyen tersebut, diharapkan terus menggelora terlebih pasca merebaknya pandemi. Senin (28/3/2022).

Dari kegiatan itu, Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Aceh, Dyah Erti Idawati, mengharapkan pergelaran peragaan show “Afternoon Tea Fashion” dapat memantik semangat para desainer busana muslim di Aceh, agar lebih bergairah dalam berkarya dan berkreasi, sehingga mampu mendorong perkembangan industri fesyen di Bumi Serambi Mekkah.

“Mudah-mudahan karya-karya para Designer muda Aceh bisa terus berkiprah, tentunya dengan penggunaan motif khas etnik Aceh dan mengikuti trend. Sehingga semakin digemari serta dikenal luas,” kata Dyah dalam sambutannya pada perhelatan fesyen lokal ‘Afternoon Tea Fashion’, di Meuligoe Gubernur Aceh, Minggu (27/3/2022) kemarin.

Perhelatan fesyen itu memamerkan pakaian wanita dan pria hasil karya puluhan designer lokal. Acara ini diprakarsai oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) Comunity bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh, Dekranasda Aceh, dan Warda Cosmetik.

Pada kesempatan itu juga, Dyah mengajak peminat fesyen Aceh untuk bisa lebih mencintai produk lokal dengan membeli dan menggunakannya. Terkait dengan kualitas, Dyah mengaku produk lokal tidak kalah menarik dengan produk fesyen lainnya dan bahkan lebih unik.

“Saya ingin kita semua bangga dengan kain etnik dan produk lokal. Saya harapkan yang berhadir di sini bangga menggunakan produk lokal dan menggunakan pakaian designer lokal. Kalau ada yang bagus dari kita kenapa harus dari luar,” ujar Dyah.

Sementara itu Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh, Achris Sarwani, mengaku sangat bersyukur dan bangga atas terlaksananya acara peragaan busana ini.

Ia berharap, acara fashion show tersebut mampu menjadi event signature, yang akan dinantikan oleh seluruh penikmat dan pelaku fesyen di Aceh. Dengan begitu secara langsung melalui hal itu telah ikut berkontribusi dalam melestarikan kriya budaya melalui karya fesyen.

“Dengan kita memakai karya lokal maka kita akan mencintai, dan itu akan membantu mempromosikan produk lokal. Harapan kita nantinya, (melalui fesyen) motif khas Aceh bisa dikenalkan ke masyarakat nasional maupun internasional,” ujarnya

Sementara itu, Ketua Indonesia Fashion Chamber (IFC) Aceh, Khairul Fajri Yahya, mengatakan acara ini merupakan bentuk rasa syukur insan pelaku fesyen Aceh yang berhasil bertahan dari terjangan pandemi, di mana pandemi telah meluluh lantakan semua sektor ekonomi termasuk industri fesyen.

Hal itulah yang melatarbelakangi pemilihan tema “Fashion Survival”. “Alhamdulillah pelaku fesyen Aceh masih bertahan dan semangat mempersembahkan karya khas Aceh hingga ke pentas nasional. Harapannya, dengan kolaborasi kuat dari pemerintah dan pelaku industri fesyen ini akan mampu memberikan dampak baik bagi pertumbuhan ekonomi melalui fesyen,” pintanya.

Turut hadir dalam acara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh, Ketua Bhayangkari Aceh, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana, dan Ketua Adhyaksa Dharmakarin. 

Sumber:Humas Aceh

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...