Gapki: Produktivitas Sawit Aceh Masih Jauh Merosot 

Waktu Baca 2 Menit

Gapki: Produktivitas Sawit Aceh Masih Jauh Merosot 
Ketua Gapki Aceh, Sabri Basyah. Foto: Rianza Alfandi/readers.ID

Ketua Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Aceh, Sabri Basyah, menyampaikan secara umum produktivitas kelapa sawit di wilayah Aceh masih dalam kategori tertinggal jauh. Menurutnya, saat ini Aceh hanya mampu menghasilkan Crude Palm Oli (CPO) sekitar 2,2 ton per tahunnya. 

"Secara umum, produktivitas sawit Aceh jauh sekali merosot. Produktivitas sawit nasional sekarang 3,3 sampai 3,5 ton perhektareatau cpo peringkat pertama," kata Sabri, Rabu (16/6/2021).

Sabri mengatakan, secara keseluruhan Aceh hanya memiliki satu juta ton CPO pertahunnya. sebab itu, Ia menilai program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menjadi sangat penting dalam mendorong produktivitas di Aceh.

Dalam meningkatkan produktivitas ini, Sabri mengajak Apkasindo dan sejumlah dinas terkait untuk dapat bekerja sama mengejar ketertinggalan selama ini.

"Untuk itu, kita mengejar ketinggalan itu. Kerja sama Apkasindo, Hapki, dan dinas terkait dapat mengejar ketinggalan itu," ujarnya Sabri.

lanjut Sabri, selama ini para petani kelapa sawit di Aceh terlena dengan euforia dan keinginan membangun produk super, dan ini merupakan hal bagus dalam meningkatkan produktivitas.

Namun ia sangat menyayangkan fakta penyaluran CPO di Aceh, karena semuanya rata-rata mengalir melalui pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Hanya pada tahun-tahun terakhir CPO mengalir dari pelabuhan Aceh sendiri.

"Ini menjadi tantangan, stakrholder harus beranggung jawab atas hal ini. Peningkatan produktivitas untuk mengejar ketertingalan. Kalau misalnya 3 ton saja, jadi 1,5 juta ton pertahun. Itu angka memenuhi kapasitas," jelasnya.

Padahal, kata Sabri, Kebun kelapa sawit terbaik Indonesia berada di Aceh, yaitu di PT Socfindo. Di mana produktivitas CPO nya bisa mencapai 6 ton per tahun. Dengan kata lain, dua kali lipat dari rata rata nasional.

"Artinya, Aceh punya potensi untuk mengangkat produktivitas minyak sawit," pungkasnya.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...