Irfan dan Semangat Baru Dari Jambo Ie U Garuda
Kemampuan Irfan beradaptasi dengan kondisi sulit akibat dampak Covid-19, membuatnya muncul sebagai pemenang, melewati masa-masa sulit, berjibaku dengan ide dan bagaimana cara bertahan. Mampu beradaptasi dengan kondisi yang sedang dihadapi tidak membuat Irfan tidak mengalah. Ia tetap semangat menjalankan usaha menjual kelapa muda, yang digelutinya sejak tahun 1995..
Readers.ID/Hendra SyahputraPandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal. Salah satunya cara masyarakat bertahan dalam mencari rezeki. Banyak sektor usaha yang turun drastis saat mempertahankan bisnis mereka karena tidak bisa bertemu pembeli. Itu juga yang dirasakan salah seorang pedagang kelapa muda, Irfan (42), yang berdagang di daerah Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.
Kemampuan Irfan beradaptasi dengan kondisi sulit akibat dampak Covid-19, membuatnya muncul sebagai pemenang, melewati masa-masa sulit, berjibaku dengan ide dan bagaimana cara bertahan. Mampu beradaptasi dengan kondisi yang sedang dihadapi tidak membuat Irfan tidak mengalah. Ia tetap semangat menjalankan usaha menjual kelapa muda, yang digelutinya sejak tahun 1995..
“Dulu saat usaha ini dimulai, suasana sulit juga pernah terjadi. Saat Aceh masih dalam konflik,” kata Irfan membuka obrolan kami.
Ia mengaku tak muda bertahan jika tekat tidak berdiri kuat. Saat itu, Ia mengaku masih dibimbing Ayahnya untuk berdagang buah kelapa muda.
“Peminatnya cukup banyak. Butuh fokus, gesit dan tidak menyerah pada keadaan,”kata Irfan.
Irfan mengaku, sehari ia bisa menjual 100 buah kepala muda. Dalam seminggu bisa terjual 1200 buah kelapa, dengan harga 8.000 rupiah per buah. Sementara untuk kelapa hijau bisa terjual 60 buah kelapa sehari dengan harga 15.000 perbuah.
“Alhamdulillah, saya bersyukur sekali. Yang penting semangat dan jangan menyerah,”kata Irfan lagi.
Irfan melanjutkan usaha Ayahnya.Tahun 1997 Ayah Irfan meningal, lalu ia melanjutkan usaha Ayahnya sampai sekarang.
Irfan mendapatkan kelapa muda dari daerah Padang Tijie dan Samalanga. Ia kagum dengan kekayaan Ayah dari sektor perkebunan kelapa. Alam menyiapkan banyak sumber daya. “Tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan baik,” kata Irfan bersemangat.
Wisata Buah dan Semangat Mambangun Aceh
Saat suasana Covid-19 mulai melandai, Irfan dibantu dua asistennya melanjutkan kembali semangat mereka menjual kelapa. Tak saja sekedar menjual, Irfan juga membangun komunikasi yang baik dengan para pembeli yang datang.
Irfan berkisah, pernah suatu hari seorang turis datang membeli kelapa muda di kios Ie U Garuda, milik Irfan.
“Mereka mencari kelapa hijau karena mendengar dari banyak orang kelapa ini bisa sebagai obat penyembuh demam,”kata Irfan.
Ia tak lantas menaikkan harga kelapa dari 15.000 menjadi 20.000 atau lebih. Tapi tetap memberikan harga yang sama. “Bahkan kadang-kadang saya berikan harga yang murah agar datang kembali, dan bisa senang berkunjung ke Aceh,”ujar Irfan.
Meski pandemi covid-19 mengubah gaya hidup orang dalam berinteraksi, namun kelapa muda yang ada di kios Ie U Garuda miliknya, membuat komunikasi Irfan dengan pengunjung yang datang tetap dinomorsatukan olehnya.
“Kita harus membuat orang lain yang datang ke Aceh bisa merasakan keramahtamahan warga Aceh yang sesungguhnya.”kara Irfan.
Sungguh itikat yang sangat baik. Irfan mengaku kedatangan tamu setiap hari membeli dan menjadi pelanggan di kiosnya menjadi berkah tersendiri bagi Irfan.
“Rezeki Allah datang melalui perantara pembeli. Mereka yang datang dan ingin menyeruput air kelapa muda,”kata Irfan.
“Sikap yang baik dan ramah adalah salah satu cara bersyukur dan membuat mereka senangkembali lagi kemari,” ujar Ayah tidak orang anak ini.
Dengan ketekunannya, Irfan kini bisa menguliahkan anaknya di MIPA Kimia Universitas Syiah Kuala (USK), membangun tempat tinggal untuk anak dan istrinya di daerah Lampaseh Aceh, dan melanjutkan hidupnya.









Komentar