Kadin Aceh Minta Migrasi Nasabah BSI Bebas Pemotongan Saldo

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh meminta proses migrasi nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) di Aceh bebas pengutipan hingga pemotongan saldo para nasabah.
Plh Ketua Kadin Aceh Muhammad Mada, menegaskan bahwa pihaknya menolak segala bentuk pembebanan biaya dalam proses migrasi BSI. Jika dilakukan pemotongan saldo secara sepihak seperti kabar yang beredar, lanjut dia, itu sangat merugikan nasabah.
“Kadin Aceh ingin migrasi ini sukses dengan sama sekali tidak ada pemotongan saldo nasabah,” kata Mada, Kamis (10/6/2021) dilansir Antara.
Selain itu, Mada juga meminta manajemen PT BSI regional Aceh untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat dalam pelaksanaan migrasi nasabah BNI Syariah dan BRI Syariah.
"Oleh karena itu, Prokes yang ketat adalah ikhtiar semua dalam mendukung upaya pencegahan dan penyebaran COVID-19," ujarnya.
Pengenaan Prokes itu penting mengingat Banda Aceh dan sekitarnya ditetapkan sebagai zona merah serta untuk mencegah terciptanya klaster baru dalam proses migrasi tersebut.
"Kita harap proses migrasi itu juga melibatkan pihak terkait, seperti Satgas COVID-19, unsur kepolisian, dan pihak lainnya yang mendukung pelaksanaan migrasi dengan prokes ketat," kata Mada.
Ketua Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) Aceh Azhari ikut menuturkan bahwa banyak masyarakat yang mengeluh terjadinya pemotongan sebesar Rp50.000 setelah proses migrasi ke BSI, sehingga kondisi ini membutuhkan klarifikasi.
"Jadi BSI harus transparan dan menjelaskan kepada masyarakat uang itu untuk apa, kenapa harus terpotong," kata Azhari.
Seperti diketahui, BSI mulai melaksanakan migrasi nasabah BRI Syariah dan BNI Syariah sejak 7 hingga 30 Juni 2021.
Proses ini membuat kunjungan masyarakat ke cabang BSI daerah membeludak, bahkan pihak bank terpaksa harus mendirikan tenda di halaman kantor cabang BSI masing-masing.[]
Komentar