Kedai Kopi Berjalan ala Juanda
Juanda merupakan pelaku usaha UMKM asal Aceh Timur dalam bidang kuliner kopi. Dengan memanfaatkan mobil yang ada, ia meracik dan menjual minuman kopi Arabika Gayo di jalan nasional lintas Banda Aceh-Medan, tepatnya di depan salah satu kantor Telkom di Aceh Timur.

Pemerintah Aceh melalui Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, melangsungkan kegiatan workshop e commerce/marketplace untuk pemasaran produk bagi UMKM se-Aceh di hotel Grand Aribia, Peunayong, Banda Aceh.
Namanya Juanda. Readers.ID melihatnya, saat aktif bertanya pada acara workshop yang diadakan oleh Dinas koperasi dan UMKM Aceh. Ia salah satu peserta yang sangat mengapresiasi kegiatan itu dan merasakan manfaat yang besar dari ilmu yang ia dapatkan.
Dengan adanya kegiatan pelatihan tersebut, ia merasa telah memiliki gambaran seperti apa konsep yang akan diaplikasikanya kedepan.
“Dari kemarin kita belum ada gambaran, jadi hari ini sudah ada gambaran, lumayan,” kata Juanda, saat ditemui Readers.ID di Grand Arabia Hotel, Kamis (3/3/2022).

Juanda merupakan pelaku usaha UMKM asal Aceh Timur dalam bidang kuliner kopi. Dengan memanfaatkan mobil yang ada, ia pun meracik dan menjual minuman kopi Arabika Gayo itu di jalan nasional lintas Banda Aceh-Medan, tepatnya di depan salah satu kantor Telkom di Aceh Timur.
Dikatakan, Juanda mulai menjual kopi dari pagi hingga dini hari. Memang untuk sasaran pasarnya adalah para sopir bus, truk dan lainnya yang melintasi jalan tersebut. Demi mengais rejeki untuk anak istri, ia nekat kesehariannya dihabiskan bersama mobil kopi.
Memanfaatkan kopi sebagai bisnis di kota tempat ia berdomisili, ternyata telah dilakoni Juanda empat tahun lalu. Persisnya tahun 2018. Ketertarikannya di industri kuliner kopi ini karena membaca peluang pasar lebih besar.
“Saya melihat peluang penjualan kopi, banyak penikmat kopi, tinggal mikir bagaimana caranyaagar berbeda. saya memberikan konsep berjualan di mobil, agar lebih mudah berinteraksi. Saya berjualan di sepanjang jalan nasional,” ujar Juanda ditemani rekan-rekannya.
Selain target dan jualan di jalan nasional itu, Juanda sering diundang dalam pesta atau kegiatan-kegiatan besar. Ia diminta berjualan kopi di kegiatan ini, karena adanya respon dan interaksi dengan pemilik acara. Ia merasakan betul konsep mobil kopi memang cocok dengan banyak orang.
“Dimana ada satu tempat atau ada kegiatan, disana pasti ada orang-orang yang cari kopi,” ucapnya, sembari menyebut bahwa Aceh tidak hanya sebagai negeri seribu warung kopi melainkan Aceh seribu mobil kopi.
Terkait dengan usahanya ini, respon masyarakat terhadap dirinya juga positif dan tinggi. Menurutnya hal itu tidak lepas dari brand, “Aceh Seribu Warung Kopi” tadi.
“Orang Aceh tau lah, Aceh merupakan seribu warung kopi,” sambungnya.
Dari pernyataan itu dia menilai bahwa kopi tersebut memiliki banyak peminat karena sudah menjadi bagian dari kebutuhan. “Kan itu kebutuhan juga kalau peminatnya masih banyak, kita masih bisa prediksi itu,” tambahnya.
Meskipun hanya menjual masih tingkat kecamatan, Juanda mengaku dari hasil jualannya itu cukup untuk operasional dan menafkahi anak dan istri.
Saat ditanyai ke depan akankah membuka cabang yang lain, Juanda langsung menyambut semangat.
“InsyaAllah, semoga,” ucapnya, dilanjutkan dengan mengaminkannya.
Mengenai sumber kopi yang ia pesan, selama ini Juanda mengambil roas bean (biji kopi yang telah diroasting) dari Takengon, Aceh Tengah. Untuk urusan kemasan ini, ia dibantu oleh adiknya.
“Kalau untuk kemasan, bagian ini dilimpahkan ke adik saya. Adik saya yang mengurusi masalah ini,” tuturnya.
Sekali pesan, Juanda bisa menampung 50 kg roasbeen. Kapasitas ini memang hanya bertahan selama sebulan saja. Ia menjelaskan, dari pagi hingga malam kopi Arabika Gayo ini bisa habis terjual dua sampai tiga kilogram.
Selain enak dihasil, namun kendala lain terkadang datang menghambat Juanda untuk menghabiskan kopi-kopi pilihannya itu, yakni bila hujan datang. Menurutnya, dalam kondisi hujan seperti itu membuat income Juanda acap kali menipis karena kekurangan pembeli.
Pun demikian, seiring relasi yang dibangun cukup dekat dengan masyarakat atau pelanggan, Juanda tidak kehabisan akal. Dalam kondisi dan suasana hujan seperti itu, ia menyediakan delivery. “Jadi ada delivery khusus,” kata Juanda.
Juanda mengakui telah memiliki progres untuk menambah perluasan wilayah penjualan. Selain itu pula, ia juga berencana menargetkan progres baru dengan menjual produk biji kopi Arabika Gayo green bean.
Diakhir perbincangan tersebut, mengenai pandangan dari kegiatan workshop E-Commerce/Marketplace ini, alumni Abulyatama ini menyampaikan apresiasai. Ia juga berharap, usai pelatihan tersebut ada tindaklanjut terhadap pengembangan prdouk yang mereka jalankan dari Dinas Koperasi dan UMKM Aceh ini.
“Mungkin bantu follow-up, marketingnya seperti apa, akses pendanaan atau panitia sendiri yang akan mengurus pendanaannya,”demikian pungkasnya.[]
Komentar