Mellani Subarni Ajak Anak Muda Bangkitkan Kembali Wastra Aceh

Author

Waktu Baca 3 Menit

Mellani Subarni Ajak Anak Muda Bangkitkan Kembali Wastra AcehFoto: IST
Pj Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Mellani Subarni melihat koleksi wastra di pameran wastra yang berlangsung di Museum Aceh, Banda Aceh.

BANDA ACEH, READERS – Pj Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Mellani Subarni mengajak generasi muda Aceh untuk mencintai dan membangkinkan kembali kain tradisional Aceh.

Hal itu ia sampaikan saat mengunjungi pameran wastra yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar Aceh) melalui UPTD Museum Aceh di Gedung Temporer Museum Aceh, Banda Aceh, Kamis (19/7/2024) lalu.

“Untuk anak muda yang belum tahu wastra Aceh mungkin bisa datang ke sini untuk belajar supaya bisa mencintai wastra Aceh yang luar biasa,” kata Mellani, Kamis (18/7/2024).

Mellani yang saat itu didampingi pengurus TP-PKK lainnya ikut melihat suasana pameran tersebut bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal dan jajaran. 

Mellani juga sempat menanyakan tentang beberapa koleksi songket yang ditampilkan. Selain dari Aceh, pemeran tersebut juga memajang kain tradisional dari sembilan provinsi di Indonesia.

Dia berharap koleksi wastra tersebut dapat menginspirasi generasi muda serta para desainer yang ingin mencari ide.

Tidak hanya itu, para desainer juga diharapkan hadir ke pameran untuk melihat motif serta contoh kain yang dipakai sejak zaman dulu.

Mereka disebut dapat memodifikasi kembali motifnya menjadi kekinian. Mellani berharap generasi muda Aceh dapat membangkitkan kembali wastra Aceh.

“Saya mohon untuk anak muda, ayo kita menggunakan wastra Aceh dari sekarang untuk mempromosikan daerah kita sendiri,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza mengatakan pameran wastra koleksi Museum Aceh ini akan berlangsung hingga akhir tahun.

Sutera Aceh, kata Almuniza pernah mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 dan kualitasnya mengalahkan sutera India dan Tiongkok. Sutera saat itu menjadi salah satu diplomasi budaya antara Aceh dengan India serta China.

“Di sini ada 58 koleksi yang ditampilkan dan ada masterpiece. Kita pada abad ke-18 rupanya wanita Aceh bagaimana teknik menutup aurat dengan kain yang dikenal 12 hah, semua itu bermotif sama dari ujung kaki sampai ujung kepala. Itu menunjukkan orang Aceh saat itu sangat trendi, dan mengikuti perkembangan zaman,” ujar Almuniza.

Almuniza berharap, pameran itu memberikan stimulus bagi pecinta tekstil untuk mengembalikan masa kejayaan songket Aceh. Almuniza juga berharap dalam waktu beberapa tahun ke depan di Aceh lahir program studi (prodi) yang fokus dengan wastra.

“Kita pernah memiliki masa kejayaan pada abad ke-16. Ini tantangan bagi milenial untuk menghadirkan wastra Aceh kembali berjaya,” pungkasnya.[]

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...