Menyambung Hidup di Kursi Roda dengan Berjualan Ikan

Supriadi yang akrap disapa Bang Acong duduk di kursi roda sibuk membersihkan ikan saat pembeli datang. Mengiris-ngiris kecil di atas talan berbahan kayu di depannya.
Hari itu, Jumat (20/8/2021) dia hanya bisa menerawang jalanan dengan tatapan yang kosong, karena pelanggan lagi sepi. Tak banyak yang berlalu-lalang, bahkan yang datang hanya sekedar menanyakan harga.
Bang Acong, seorang penjual ikan difabel berjualan di daerah Merduati, tepatnya di sebelah SD Negeri 8 Banda Aceh. Kedua kakinya tak bisa digerakkan sama sekali, ia berjualan setiap pagi hingga menjelang siang hanya ditemani oleh istrinya.
Pria berumur 39 tahun ini adalah warga asli Gampong Merduati. Banyak warga mengenalnya sosok yang gigih dan pekerja keras. Dahulu ia berjualan ikan berkeliling Banda Aceh dan Aceh Besar dengan becaknya, hingga kecelakaan merenggut kakinya hingga lumpuh.
“Itu tahun 2016. Saya dulu kecelakaan di Seulawah waktu berkendara pakai becak ikan," kata Bang Acong.
Akibat kecelakaan itu, Bang Acong mengaku kaki jadi korban. Pilihannya ada 3, memakai kaki palsu tapi diamputasi, memakai besi pen tapi kaki hanya bisa lurus tidak bisa bengkok, atau dibiarkan begitu saja.
"Saya memilih untuk dibiarkan saja, tidak ingin diamputasi,” ceritanya.
Meskipun ruang geraknya terbatas, namun semangat Bang Acong tidaklah surut. Setiap hari dia dan istri berjualan untuk menafkahi keluarganya.
Bang Acong yang duduk di kursi roda memiliki tugas untuk membersihkan ikan-ikan ketika datang pembeli. Sedangkan istrinya yang lebih gesit dalam mengambil ikan, mengangkat peralatan jualan dan melayani para pembeli dengan sangat ramah.
Keterbatasan fisik ini tak berarti karena semangatnya untuk menghidupi 3 orang anaknya yang masih bersekolah. Suami istri ini tetap menjual ikan kendati ada keterbatas fisik.
Pada Jumat (20/8/2021) lalu, tim tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh datang dan memborong dagangannya dan memberikan modal lebih untuk kelangsungan usaha.
Dia pun sempat terkejut dan suasana langsung berubah menjadi haru. Bang Acong gemetar dan menahan air mata yang perlahan terjatuh, istrinya mengucapkan syukur dengan raut wajah Bahagia.
“Alhamdulillah bang, rezeki saya. Hari ini memang sangat sepi sekali pembeli, saya kira akan rugi. Dengan adanya ini, saya jadi bisa meneruskan usaha ini,” ucapnya terisak.
Lalu kemudian ikan yang telah diborong oleh tim ACT Aceh bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh diberikan dan dibagikan kepada siapa saja yang datang untuk membeli ikan dari Bang Acong.
Tim ACT Aceh memborong dagangan Bang Acong merupakan salah satu program dari ACT-Global Wakaf di masa pandemi Covid-19 dalam rangka membantu pedagang kecil dan UMKM yang terdampak perekonomiannya agar dapat bertahan dan membagikan hasil borongan tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kepala Cabang ACT Aceh, Zulfurqan mengajak kepada seluruh masyarakat, khususnya Aceh agar lebih banyak membantu saudara kita yang membutuhkan mulai dari yang terdekat.
“Dengan kisah dari Bang Acong yang gigih berusaha untuk keluarganya walaupun tidak dapat menggunakan kakinya ini kita dapat berkaca bahwa diluar sana masih banyak mereka yang berekonomi lemah namun masih berusaha untuk dapat hidup dalam kesulitan. Semoga dengan apa yang kami lakukan ini dapat menggerakkan hati saudara kita yang lain, untuk membantu sesama,” tambahnya.
ACT Aceh mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih banyak lagi berbagi kebaikan dengan membantu pedagang kecil lainnya seperti Bang Acong.
Caranya bisa dilakukan dengan borong dagangannya sekaligus memberi modal untuk mereka atau juga dapat melalui atau melalui rekening atas nama Aksi Cepat Tanggap di BSI 7089786023 dan Bank Aceh Syariah 01001930009205. Konfirmasikan donasi sahabat melalui pesan pribadi Instagram @act_aceh atau melalui nomor 082283269008. [ril]









Komentar