Nurul Akmal, dari Pematang Sawah Hingga Jadi Atlet Angkat Besi

Waktu Baca 7 Menit

Nurul Akmal, dari Pematang Sawah Hingga Jadi Atlet Angkat Besi
Lifter Aceh Nurul Akmal berpose di Auditorium Uncen Jayapura jelang perlombaan angkat besi PON Papua, Jumat (8/12021). (ANTARA/Andi Firdaus)

Lifter putri Nurul Akmal mempersembahkan medali emas yang diraihnya dari perlombaan angkat besi kelas +87 kg Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua untuk masyarakat Provinsi Aceh yang selalu mendukungnya.

"Ini medali untuk masyarakat Aceh dan terima kasih untuk warga Aceh," kata Nurul Akmal saat sesi wawancara di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, Sabtu (9/10/2021) dilansir Antara.

Atlet berusia 28 tahun itu merebut medali emas dengan membukukan total angkatan 258 kg, masing-masing dari angkatan snatch 116 kg dan clean and jerk 142 kg.

Medali emas di Papua ini menjadi yang kedua diraih Nurul Akmal dari arena PON, setelah emas pertama disabetnya di Jawa Barat pada 2016. Kala itu, Nurul meraih emas setelah berhasil mencatat total angkatan terbaik 233 kg.

Angkatan snatch 116 kg dari Nurul Akmal di PON Papua ini juga menjadi rekor baru nasional, lebih berat 3 kilogram dibanding catatan sebelumnya saat berlaga pada kejuaraan angkat besi Qatar Cup di Doha pada 23 Desember 2019.

Mengenai pesaing di PON Papua, Nurul Akmal yang menembus posisi lima besar Olimpiade 2020 Tokyo menyebut semua lifter yang berlaga sebagai rival berat.

Namun, dengan kesungguhan dan disiplin berlatih, atlet penantang dari Kalimantan Barat, Jambi dan Riau berhasil ia kalahkan.

"Sebenarnya berat (lawan mereka), tapi karena kita dipantau dan latihan terjaga, jadi menghasilkan ini (emas). Saya bangga banget berikan yang terbaik untuk masyarakat Aceh, apalagi pandemi sekarang," katanya.

Atlet angkat besi, Nurul Akmal

Nurul Akmal selain berhasil meraih medali emas untuk Aceh sekaligus membukukan catatan rekor baru angkat besi kelas +87kg di PON XX Papua.

Turun di kelas +87kg putri Nurul Akmal mengumpulkan total angkatan 258kg yang terdiri atas 116kg snatch dan 142 clean and jerk.

Total angkatan snatch Nurul Akmal mencatatkan rekor baru nasional yang sebelumnya ia raih seberat 113kg di Qatar Cup, Doha Qatar pada 23 Desember 2019.

Sementara total angkatan snatch dan clean and jerk atlet putri berusia 28 tahun itu mencatat rekor baru PON.

Nurul Akmal tampil tak tertandingi dari empat rivalnya, Riska Oktaviana dari Kalimantan Barat, Jihan Syafitri dari Jambi, Wuri Hasanah dari Kalimantan Barat dan Rena Ilasari dari Riau.

Nurul menuntaskan seluruh angkatan di setiap babak tanpa kegagalan. Masing-masing 101kg, 107kg dan 116kg di babak snatch.

Pada babak clean and jerk Nurul Amal mengangkat barbel seberat 131kg, 136kg dan 142kg tanpa kendala.

Raihan tersebut terpaut selisih yang cukup jauh dari rival peraih medali perak untuk Kalimantan Barat yang mengumpulkan total angkatan 223kg (116kg snatch dan 142kg clean and jerk).

Sedangkan tiga atlet lainnya harus pulang tanpa medali, yakni Jihan Syafitri asal Jambi total 220kg (93kg Snatch dan 127kg clean and jerk), Wuri Hasanah asal Kalbar total 206kg (96 Snatch dan 110kg clean and jerk) dan Rena Ilasari mengumpulkan angkatan 190kg (85 Snatch dan 105kg clean and jerk).

Kisah Nurul Akmal bukanlah dari kalangan keluarga atlet. Tetapi mengawali karirnya menjadi atlet angkat besi hingga berhasil membukukan rekor baru di PON XX Papua mulai dari pematang sawah.

Hal ini diceritakan oleh pelatih angkat besi Aceh, Effendi Eria. Ia mengungkapkan awal perjumpaannya dengan Lifter Olimpiade Nurul Akmal terjadi di pematang sawah saat sedang bercocok tanam dengan ayahandanya pada 2010.

"Awal yang kita lihat di angkat besi adalah anatomi tubuhnya. Nurul saat itu sedang bantu orang tua di sawah. Anak ini punya karakter dan anatomi tubuh yang baik," kata Effendi saat berbagi obrolan dalam sesi wawancara di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, Sabtu (9/10/2021).

Saat itu Effendi bersama beberapa pegawai Dinas Pariwisata dan Olahraga Provinsi Aceh berusaha mendekati sang ayah seraya menceritakan ketertarikannya menjadikan Nurul sebagai atlet profesional.

Singkat cerita, sang ayah mengizinkan putrinya menjalani pembinaan di bawah pengawasan Dispora Pemprov Aceh. "Hasilnya sudah dua medali emas PON dipersembahkan Nurul untuk Aceh dan prestasi sebagai lifter kelima putri terkuat dalam Olimpiade Tokyo."

Dalam kesempatan sama Nurul menceritakan kebiasaannya yang rajin membantu orang tua bercocok tanam di sawah.

"Saya sejak kecil membantu orang tua dan kebetulan dalam gerakan angkat besi tidak sulit untuk saya karena saya sehat dan lincah saat itu," kata Nurul.

Perkenalan Nurul dengan angkat besi diawali dari gerakan standar snatch dan clean and jerk. "Selama berlatih, saya diajarin disiplin dan tatak ramah oleh pelatih," kenang dia.

Nurul Akmal sekarang sedang dipersiapkan menghadapi kejuaraan dunia angkat besi di Uzbekistan pada Desember 2021 ituendatang. Dia mengaku akan terus meningkatkan kemampuan berlatih.

"Untuk persiapan di Uzbekistan, saya sudah tahu lawan saat di Olimpiade. Jadi, latihan harus lebih greget lagi," katanya.[acl]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...