Pameran Literasi Sejarah Dan Budaya Sebagai Upaya Mencerdaskan Generasi Bangsa
Pameran ini menampilkan semua koleksi Museum, buku sejarah dan budaya melalui stand yang bekerjasama dengan Perpustakaan Museum Aceh, Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan UIN Ar-Raniry.

BANDA ACEH, READERS – Diera perkembangan zaman yang begitu pesat serta serba canggih dan modern, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbdupar) Aceh melalui UPTD Museum Aceh dan sejumlah perpustakaan serta penerbit, menggelar Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh di Komplek Museum Aceh, Banda Aceh.
Kepala Koordinator kegiatan, Nurhasanah kepada READERS.ID, Rabu (3/8/2022), mengatakan bahwa kegiatan tersebut telah menjadi agenda rutin.
Dalam tahun ini saja sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali melalui 2 pameran temporer dan 1 pameran nasional pada Maret, Juni, dan Agustus.
Pameran ini menampilkan semua koleksi Museum, buku sejarah dan budaya melalui stand yang bekerjasama dengan Perpustakaan Museum Aceh, Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan UIN Ar-Raniry.
“Selain itu, ada 6 penerbit yang mengisi stand bazar buku, yakni USK Press, Ar-Raniry Press, Bandar Publishing, Gramedia Aceh, IKAPI Aceh, dan Erlangga Banda Aceh,” kata Nurhasanah.
Nurhasanah menyebut, tema “Pameran Literasi Sejarah Dan Budaya Aceh" ini juga menampilkan koleksi buku-buku dan tidak hanya berfokus pada pameran budaya dan sejarah semata.
“Dengan membuat bazar buku dan mengundang beberapa pihak sekolah mulai dari murid hingga para guru, perharinya ada 9 sekolah mulai dari SD-SMA sederajat, dan ada juga sekolah yang datang sebagai kunjungan rutin,” tutur Nurhasanah.
Tidak hanya untuk umum, kegiatan tersebut juga turut diramaikan oleh kalangan siswa di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Menurut Nurhasanah, keingintahuan para pelajar tentang sejarah dan budaya Aceh membuat pameran ini selalu ramai dikunjungi, dengan modernisasi dunia memalui digital sehingga berdampak kepada literasi budaya yang berkurang.
Tidak hanya itu, melalui kegiatan ini masyarakat dapat mengulang kembali sejarah dan budaya agar tidak terlupa hingga ditelan zaman.
Karena memang Tujuan utama terselenggaranya kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat dari segala kalangan agar mengetahui sejarah peradaban Aceh.
“Sebagai tugas dan fungsi pokok Museum adalah menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya kepada masyarakat tentang benda warisan budaya yang ada di Meseum Aceh dan koleksi Museum yang bisa dilihat di pameran tetap, rumah Aceh, dan pameran temporer lainnya,” tutur Nurhasanah.
Nurhasanah berharap, dengan adanya kegitan ini diharapkan agar masyarakat mengenal lebih dekat tentang museum dan tahu bahwa di museum juga terdapat sumber pendidikan non-formal untuk mendukung kebutuhan pendidikan formal lainnya yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsa memalui mengingat sejarah dan budaya.
Sementara itu menurut pengakuan salah seorang siswi yang turut hadir pada kegiatan itu mengatakan bahwa, kegiatan tersebut cukup membantu dan menambah wawasan mengenai sejarah.
“Kami mengikuti pameran ini untuk mengetahui sejarah dan budaya tentang Aceh yang banyak terlupakan, bahkan hilang ditelan zaman, melalui kegiatan ini sedikit tidaknya budaya akan terus terlestarikan dan menjadi warisan bangsa,” kata Kamra Haikal siswi MAN MODEL Banda Aceh.
Komentar