Penyu Lekang Ditemukan Mati dengan Kondisi Leher Bengkak

Waktu Baca 3 Menit

Penyu Lekang Ditemukan Mati dengan Kondisi Leher Bengkak
Foto IST

Komunitas Menjaga Pantai Barat (Komantab) mengevakuasi bangkai seekor Penyu Lekang yang terdampar di pelabuhan yang dikelola swasta, Kelurahan Sambas, Sibolga, Sumatra Utara, Senin (10/5/2021).

Anggota Komantab, Bastian Silalahi mengatakan, temuan bangkai penyu yang diperkirakan sudah beberapa hari itu berawal dari informasi warga sekitar.

"Dari informasi itu, kita akhirnya mengambil langkah untuk mengevakuasi, sekaligus sebagai langkah penyadartahuan bahwa terhadap hewan dilindungi, yang dalam kondisi mati harus dilakukan tindakan tertentu, misalnya mengevakuasi dan menguburkan," kata Bastian, melalui keterangan tertulis, pada Senin (10/5/2021).

Evakuasi dilakukan dengan cara menenggelamkan bangkai ke dasar laut di kedalaman sekitar 20 meter. Opsi menenggelamkan dilakukan, pasalnya kondisi bangkai sudah membusuk.

"Opsi mengubur dan membakar sudah tidak memungkinkan, selain faktor bangkai sudah mudah rapuh, baunya akan mengganggu aktifitas warga karena lokasi untuk menguburkan bangkai melintasi pemukiman," ujarnya.

Prosedur penenggelaman tersebut dibantu personel Polairud dan personel Bhabinkamtibmas Polres Sibolga dengan menggunakan kapal karet milik Polairud Polres Sibolga.

Belum diketahui penyebab matinya penyu diprediksi berjenis Penyu Lekang berjenis kelamin jantan itu sepanjang 110 centimeter tersebut.

Namun, dari kondisi fisik terlihat bagian leher dari penyu dengan bobot sekitar 60-an kilogram itu, membengkak dan lebam.

"Kita tidak mau berspekulasi, karena penyebabnya bisa apa saja, terjerat jaring nelayan misalnya, makan plastik atau penyebab lainnya," jelas Bastian.

"Yang pasti, kita tentu menyayangkan temuan ini, karena ini bukan pertama kali kita temukan di perairan Sibolga, karena tahun 2020 kemarin, ada juga temuan kita bangkai penyu di perairan ini," imbuhnya.

Sementara, anggota Komantab lainnya, Rahman Maulana Harahap menambahkan, temuan penyu mati diharapkan tidak terjadi lagi.

Seluruh pihak diminta dapat bekerjasama meningkatkan kesadaran untuk sama-sama menjaga dan melindungi penyu.

"Kalau ketemu, jangan diganggu mari biarkan dia kembali ke habitatnya, apalagi Teluk Tapian Nauli merupakan habitat penyu dan terdapat 6 jenis penyu di Teluk ini," ujar Rahman.

Dia menambahkan, temuan penyu mati menguatkan asumsi, konflik manusia dengan hewan dilindungi itu terus terjadi. Karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk terus mendorong pencegahan dan perlindungan.

"Di Komantab, konservasi terhadap penyu memang sedang kita lakukan. Dan, dalam waktu dekat, akan kita dirikan Kelompok kecil di perairan Pantai Bandang di Kecamatan Kolang sebagai ujung tombak konservasi di perairan itu," terang Rahman.[acl]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...