Rektor USK Bertemu Menekraf Inisiasi Kerjasama Hilirisasi Nilam

Waktu Baca 2 Menit

Rektor USK Bertemu Menekraf Inisiasi Kerjasama Hilirisasi NilamFoto: IST
Rektor USK Prof Marwan memperlihatkan salah satu parfum nilam buatan ARC USK kepada Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Rifky Harsya di Kantor Kemenkraf, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).

BANDA ACEH, READERS – Rektor USK Prof Marwan bertemu dengan Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Rifky Harsya di Kantor Kemenkraf, Gedung Cipta Pesona, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024). Pertemuan ini membicarakan rencana kerjasama pengembangan ekonomi kreatif melalui hilisisasi nilam.

Marwan menyebut USK siap bekerjasama dengan Kemenekraf terkait hilirisasi komoditas nilam dan lainnya melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 

“USK akan siap memberikan pengalaman sepuluh tahun dalam hilirisasi nilam,” ujar Marwan.

Rektor mengatakan USK berharap dengan dukungan pemerintah, bisa dilakukan scaling up dari usaha-usaha start up masyarakat sehingga memberi nilam tambah tinggi.

Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Rifky Harsya mengatakan siap bekerjasama dengan USK untuk pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia

Kepala ARC USK Syaifullah, Menekraf T Rifky Harsya, Rektor USK Prof Marwan, dan Deputi Menekraf Cecep Rukendi.

Menekraf berharap USK bisa membuka program studi ekonomi kreatif. Menekraf akan meminta Deputi dan pejabat terkait untuk segera menindaklanjuti kerjasama dengan USK khususnya hilirisasi komoditas nilam.

Hilirisasi Komoditas Indonesia

Ketua Atsiri Research Center (ARC) USK, Syaifullah Muhammad mengatakan pertemuan USK dan Kemenkraf menjadi sangat penting sebagai upaya hilirisasi nilam bisa terlaksana dengan baik.

“Hilirisasi komoditas Indonesia menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo. Nilam juga salah satu komoditas atsiri unggulan Indonesia. Selain itu, nilam Aceh memiliki karakteristik terbaik di dunia yang banyak diperlukan oleh industri nasional dan internasional,” kata Syaifullah. 

Syaifullah juga menguraikan, nilam Aceh memiliki keunggulan komparatif yang tinggi, sehingga sedikit sentuhan inovasi berbasis teknologi akan menjadikannya produk yang memiliki keunggulan kompetitif. 

“Ada 43 negara di dunia yang menjadikan nilam sebagai bahan baku untuk berbagai produk mereka, dan Indonesia merupakan market besar untuk produk-produk hilir,” kata Syaifullah lagi.

Ia menegaskan ekonomi kreatif akan menjadi salah satu penggerak ekonomi nasional, sehingga sangat prospek dikembangkan melalui hilirisasi berbasis teknologi untuk komoditas nilam.[]

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...