Riset USK Temukan 14 Persen Covid-19 di Aceh Varian Delta

Waktu Baca 5 Menit

Riset USK Temukan 14 Persen Covid-19 di Aceh Varian Delta
Warga yang sedang menjalani vaksinasi di Banda Aceh. Hotli Simanjuntak | readers.id

Hasil riset Universitas Syiah Kuala (USK) menemukan 14 persen penyebaran Covid-19 di Aceh varian delta. Pemerintah pun diminta untuk segera mengambil langkah cepat untuk menghentikan penyebaran virus varian baru tersebut.

Data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, secara akumulasi hingga Jumat (10/9/2021) kasus virus corona telah mencapai 35.577 orang. Pasien yang sedang dirawat sebanyak 6.316 orang. Para penyintas Covid-19, (yang sudah sembuh) sebanyak  27.604 orang. Sedangkan meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 1.657 orang.

Penelitian ini merupakan kerja sama antara USK dengan Lembaga Biologi Molekular Eijkman. Dan masuk dalam penelitian 4K WGS SARS-CoV-2 yang sedang dikerjakan oleh Lembaga Eijkman.

Dr. Harapan selaku anggota Tim Riset USK menjelaskan, dalam penelitian ini USK mengirimkan 49 sampel Covid-19 dari Laboratorium dr. Imai Indra USK ke Lembaga Eijkman Jakarta. Sampel tersebut berasal dari 49 pasien yang terpapar Covid-19 sejak Oktober 2020 sampai Juli 2021.

Selanjutnya, Dr. Harapan mengungkapkan, pasien yang terpapar Covid-19 ini berasal dari Banda Aceh, Aceh Besar, Nagan Raya, Bener Meriah dan pengunjung dari Yogyakarta.

Dari 49 sampel tersebut, sebanyak 36 sampel berhasil disekuensing atau dikaji DNA virusnya untuk menentukan varian corona virusnya. Sementara 13 sampel lainnya gagal disekuensing.

“Dari hasil riset tersebut, ternyata terdapat 5 virus atau 13,8 persen di antaranya varian delta. Jadi bisa dikatakan, varian delta sudah masuk ke Aceh. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ucap Ahli Virus USK tersebut beberapa waktu lalu.

Semua virus varian delta tersebut berasal dari pasien yang diswab pada Juli 2021. Dari temuan ini, ungkap Dr. Harapan, menunjukkan virus corona varian delta sudah bersikulasi di Aceh sejak Juli 2021.

Adapun kondisi kelima pasien yang terpapar varian delta ini memiliki gejala klinis yang memburuk. Bahkan salah satu pasiennya merupakan pasien reinfeksi atau infeksi berulang.

“Ini menunjukkan, walau sudah pernah terinfeksi masih memiliki potensi bisa terinfeksi kembali oleh varian delta,” ujar Dr. Harapan.

Jika berdasarkan lokasi, empat virus diisolasi dari pasien yang berdomisili di Banda Raya 2 orang dan masing-masing 1 orang di Lamteumen Timur, Lampoh Daya dan satu pasien lainnya dari Bantul, Yogyakarta.

“Kalau berdasarkan waktu, pasien yang berasal dari Bantul diswab tanggal 12 Juli 2021 sedangkan empat pasien lainnya diswab tanggal 26 Juli 2021,” terang Dr. Harapan.

Temuan ini merupakan hasil dari dua penelitian USK yang diketuai oleh Rektor USK Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng dan Dr. Mudatsir, M.Kes. Di mana sumber dananya berasal dari Lembaga Pengelola Dana Penelitian (LPDP), melalui dana Riset Inovatif Produktif (Rispro) skema Rispro International Collaboration dan dana penelitian dari USK.

Kerja sama riset ini dikoordinasi oleh Dr. Harapan, Dr. Mudatsir dan Dr.-Ing. Rudi Kurniawan. Adapun angota Tim Riset USK ini terdiri dari beberapa peneliti yang memiliki bidang ilmu yang berbeda. Mereka di antaranya adalah Prof. Maimun Syukri, Prof. Razali Thaib, Dr. Hamdani, Dr. Irwansyah, Dr. Sarwo Edhy, dr. Agung Pramana dan Dr. Kurnia F. Jamil.

Terkait hasil riset tersebut, Rektor mengatakan, temuan 14 persen varian delta di Aceh tergolong tinggi sehingga harus menjadi perhatian serius semua pihak, baik masyarakat maupun Pemerintah Aceh.

Untuk itulah, Rektor menghimbau masyarakat untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sementara khusus Pemerintah Aceh, diminta untuk lebih pro aktif dalam menggalakan sebaran vaksinasi di masyarakat.

“Pemerintah Aceh juga harus segera mengambil langkah strategis untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari varian baru virus ini. Jangan lengah lagi, agar wabah ini segera berakhir,“ pungkas Rektor.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...