USK Presentasikan Inovasi Nilam Aceh di Forum Bisnis BUM-PT Indonesia  

Waktu Baca 5 Menit

USK Presentasikan Inovasi Nilam Aceh di Forum Bisnis BUM-PT Indonesia  Foto: for READERS.ID
Syaifullah Muhammad, Direktur Direktorat Bisnis dan Dana Lestari (DBDL) serta Kepala Atsiri Research Center (ARC) PUIPT Nilam Universitas Syiah Kuala (USK) memaparkan potensi dan inovasi hulu-hilir industri nilam Aceh dan Indonesia dalam Silatnas III Forum Bisnis BUM-PT se-Indonesia.

MALANG, READERS - Direktorat Bisnis dan Dana Lestari (DBDL) Universitas Syiah Kuala (USK) memamerkan produk turunan nilam dan Dana Lestari dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) III Forum Bisnis Badan Usaha Milik-Perguruan Tinggi (BUM-PT) se-Indonesia.

Acara yang berlangsung di Gedung Auditorium Samantha Kridha Universitas Brawijaya, Malang, pada 10-12 Juni 2024, itu diikuti oleh 21 PTNBH (perguruan tinggi negeri badan hukum) seluruh Indonesia.

Universitas Brawijaya menjadi tuan rumah Silatnas III Forum Bisnis yang bertujuan untuk memperkuat potensi dan kolaborasi bisnis antara perguruan tinggi dan perusahaan nasional tersebut. 

Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah presentasi Syaifullah Muhammad, Direktur Direktorat Bisnis dan Dana Lestari (DBDL) serta Kepala Atsiri Research Center (ARC) PUIPT Nilam Universitas Syiah Kuala (USK), yang membahas potensi dan inovasi hulu-hilir industri nilam Aceh dan Indonesia.

Syaifullah menyampaikan nilam Aceh mengandung komponen aktif fitokimia alami yang memiliki manfaat luar biasa, mulai dari daya antibakteri hingga antioksidan dan antiaging bagi kulit manusia.

“Kami sudah membuat produk parfum dengan berbagai varian, serta skincare series yang terdiri dari facial wash, toner, serum anti aging, moisturizer, dan produk hasil riset lainnya yang telah mendapatkan HAKI dari Kemenkumham RI,” jelas Syaifullah.

Saat ini, kata dia, ARC USK telah memiliki sekitar 30 HAKI terkait nilam, rumah produksi tersertifikasi BPOM dan sejumlah mesin produksi.

Peserta Silatnas III Forum Bisnis BUM-PT se-Indonesia di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur. FOTO: for. READERS.ID

Syaifullah melanjutkan USK memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui optimalisasi sumber daya alamnya. 

"Aceh kaya akan sumber daya alam, namun menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Ini menjadi motivasi bagi USK untuk melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat Aceh," ujarnya.

Menurut Kepala ARC USK, salah satu langkah penting dalam industri nilam adalah purifikasi. 

"Kenapa Prancis bisa menggunakannya untuk membuat parfum? Karena nilam sudah dipurifikasi. Jika belum dipurifikasi, akan berbahaya jika terkena kulit, karena masih banyak mengandung impurities (pengotor)," ujarnya.
 
Dia menambahkan, "Sekarang, Aceh mampu membuat produk setara dengan parfum Prancis. Nilamnya dari negeri kita, parfumnya juga dari negeri kita," tegas Syaifullah yang disambut tepuk tangan seluruh peserta.

Selain itu, USK juga telah mengembangkan USK Store untuk menjual produk turunan nilam. 

"Bulan ini, kami akan meresmikan USK Store kedua di Sabang. Mungkin ke depannya akan ada kolaborasi USK Store ketiga, atau ITB USK Store, atau IPB USK Store, UB-USK Store dan lain-lain,” tutup Syaifullah.

Dalam pemaparannya, Syaifullah juga menjelaskan ARC USK saat ini memiliki 80 profesor doktor yang mendedikasikan pengetahuannya dari hulu ke hilir untuk industri nilam Aceh.

Selain Dr Syaifullah, forum ini juga diisi oleh beberapa pemateri lainnya yaitu Dr Edi Purwanto Direktur Utama PT Brawijaya Multi Usaha, Muhammad Hariyadi Setiawan dari PT LAPI ITB, Dr Ahmad Muklis Yusuf Komisaris Independen BLST IPB (Holding Company of IPB), dan Fakhrudin dari UI Corpora Group.

Silatnas III Forum Bisnis BUM-PT Indonesia ini tidak hanya menjadi ajang untuk memamerkan inovasi produk turunan nilam Aceh dari Universitas Syiah Kuala, tetapi juga membuktikan potensi ekonomi yang signifikan dari budidaya nilam. 

Budidaya nilam memiliki prospek yang baik, terutama karena harga minyak nilam Aceh saat ini di atas Rp 1 juta per kilogram. Dengan demikian, satu hektar lahan bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp170 juta dalam enam bulan.

Antusiasme tinggi dari peserta forum, termasuk perwakilan dari anak perusahaan IPB dan perusahaan nasional lainnya, menunjukkan minat besar terhadap peluang kerjasama dan pengembangan produk inovatif berbasis nilam. 

USK berharap kolaborasi ini dapat terus berkembang, membawa manfaat nyata bagi masyarakat Aceh dan Indonesia serta memperkuat posisi Indonesia dalam industri nilam global.[]

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...