USK Sosialisasikan Program Matching Fund dan Kedaireka
Kegiatan ini diikuti oleh para dosen atau peneliti dalam lingkungan USK dan menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, ST., MT., Ph.D., IPU. Kemudian, Willy Sakareza dari Tim Kerja Akselerasi Rekacipta Ditjen Diktiristek.

Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan kegiatan Sosialisasi Program Matching Fund dan Kedaireka. Program yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini dibuka oleh Wakil Rektor IV Prof. Dr. Hizir di Balai Senat USK pada Kamis (10/3) kemarin.
Kegiatan ini diikuti oleh para dosen atau peneliti dalam lingkungan USK dan menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, ST., MT., Ph.D., IPU. Kemudian, Willy Sakareza dari Tim Kerja Akselerasi Rekacipta Ditjen Diktiristek.
Pertemuan tersebut mengambil tema “Akselerasi Kolaborasi antara Inventor dan Mitra melalui Program Matching Fund dan Kedaireka untuk Mewujudkan Hilirisasi Karya Rekacipta Universitas Syiah Kuala”.
Menurut Prof. Hizir dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan sosialisasi tersebut dinilai sangat penting sebagai pemahaman kepada dosen atau peneliti USK terhadap program Matching Fund ini. Ia mendoakan dosen USK dapat lolos ke tahap berikutnya sehingga berhak mendapatkan dana penelitian melalui program ini.
Hizir menilai, program Matching Fund ini sangat menarik karena berpotensi untuk mempertemukan investor dengan dunia usaha atau pelaku industri. Untuk itulah, menurutnya USK sangat potensial untuk meloloskan banyak penelitinya karena USK memiliki banyak ahli dengan berbagai disiplin ilmu.
Selain itu, selama ini riset USK juga sudah berkembang dengan sangat baik. Di mana saat ini USK memiliki dua pusat riset dengan status Pusat Unggulan Iptek (PUI), yaitu Pusat Riset Kebencanaan atau Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), dan Atsiri Research Center (ARC).
“Maka kita berharap, program ini menjadi wadah bagi peneliti USK untuk berkolaborasi dengan profesional, industri atau dunia kerja. Nantinya, bisa melahirkan program unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Untuk diketahui Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kemendikbud, untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.
“Dengan alokasi dana sebesar total Rp 950 miliar, Matching Fund menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak melalui platform Kedaireka,” ujarnya.
Selanjutnya, dukungan Matching Fund ini diprioritaskan bagi kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud, yaitu lulusan pendidikan tinggi mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus.
Lalu hasil kerja dosen berguna bagi masyarakat dan diakui internasional, program studi kampus bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas bersifat kolaboratif dan partisipatif dan program studi berstandar internasional.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor III USK, Ketua LPPM Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech., Sekretaris LPPM Dr. Sulastri, M.Si., Kepala Pusat Pengembangan dan Hilirisasi Inovasi Dr. Ir. M. Dirhamsyah, M.T, Dekan Fakultas Teknik USK Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur, BC, para profesor, dan ketua pusat riset.[]
Komentar