350 Hektar Lahan Nilam Siap Dikembangkan di Sawang

Ketua Koperasi Produsen Petani Nilam Sawang Aceh Selatan, Syamsul Fitri, S.Pd mengaku saat ini ada 350 hektar lahan nilam yang siap dikembangkan dan 60 hektar di antaranya sudah digarap secara mandiri oleh masyarakat Sawang, Aceh Selatan.
Kehadiran Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala (ARC-USK), sebutnya, sangat menguntungkan petani, sebab harga minyak nilam di tingkat petani stabil dalam 3 tahun terakhir.
Kemampuan ARC membeli minyak nilam dari masyarakat dengan harga yang baik, memurnikannya dan memproduksi berbagai produk turunan, telah menciptakan ekosistem tata niaga yang berkeadilan dan stabil serta menguntungkan semua pihak dari tingkat petani, penyuling, pengumpul hingga eksportir.
"Sekarang kalau minyak nilam kami dibeli dengan harga rendah, kami bisa menjual ke ARC. ARC mampu membeli karena memiliki kemampuan untuk memprosesnya lebih lanjut menjadi produk turunan yang bernilai ekonomi tinggi seperti parfum, hand sanitizer, lotion, aromanterapi dll,” kata Syamsul, Sabtu (24/7/2021) melalui siaran tertulis.
Katanya, kehadiran ARC-USK telah meningkatkan produktivitas petani. Dulu petani hanya ada 6 ketel penyulingan, sekarang sudah ada 15 ketel penyulingan. “Kami berharap, semangat masyarakat ini mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah,” jelasnya.
Syamsul mengaku sudah mengunjungi dan berkomunikasi dengan ARC sejak 2019 dan kembali bertemu dengan Kepala ARC Syaifullah Muhammad untuk menjajaki kemungkinan berbagai program pengembangan nilam khususnya di Sawang Aceh Selatan, Jumat (23/7/2021).
“ARC berencana untuk mengunjungi Sawang dan melakukan berbagai pendampingan dan pelatihan hingga pengembangan produk turunan untuk masyarakat,” ungkapnya.
ARC adalah Pusat Unggulan Iptek (PUI) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala yang didedikasikan untuk membantu industri nilam khususnya di Aceh dengan berbagai inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai Center of Execellent Nilam di Indonesia, ARC-USK telah melakukan banyak inovasi dari hulu ke hilir sehingga memberi nilai tambah bagi ekonomi lokal serta benkontribusi untuk pembentukan ekosistem bisnis baru (blue ocean) yang menguntungkan untuk berbagai pihak.[]
Komentar