ARC-USK Beri Pelatihan Produk Inovasi Nilam di Makassar

“Selama pelatihan berlangsung, peserta nanti diajari cara memproduksi inovasi inovasi nilam dibawah bimbingan instruktur ARC-USK yang berpengalaman. Peserta juga diberikan alat produksi agar bisa terus mengembangkan usaha dimasa yang akan datang,”

Waktu Baca 5 Menit

ARC-USK Beri Pelatihan Produk Inovasi Nilam di Makassar
ARC-USK memberikan pelatihan produk inovasi nilam di Makassar. Foto: Ist.

BANDA ACEH, READERS – Atsiri Research Center (ARC)-Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK) memberikan pelatihan produk inovasi nilam kepada pelaku UMKM di Makasar.

Pelatihan itu terlaksana kerjasama ARC-USK dengan Yayasan Hadji Kalla yang diikuti 20 pelaku UMKM selama tiga hari dimulai 18-20 Juli 2022 di Hotel Kryad Haka. 

Manajer Bidang Ekonomi dan Sosial Yayasan Hadji Kalla, Herni menyampaikan apresiasi tinggi kepada ARC dan peserta pelatihan produk inovasi nilam yang telah mengikuti berbagai materi yang diberikan oleh tim instruktur yang ahli dibagian tersebut.

Adapun tim instruktur langsung dipimpin oleh Kepala ARC-USK Syaifullah Muhammad dengan anggota Nadia Isnaini, Adinda Gusti Vonna dan Nanda Funna Ledita.

Herni menyebutkan pelatihan ini memberikan pemahaman kepada pelaku UMKM mengenai dasar-dasar pengembangan nilam dari hulu ke hilir. Bahkan para peserta langsung melakukan praktik cara pengembangan produk berbasis minyak nilam yang telah dipurifikasi seperti parfum, sabun, medicated oil dan body butter

Bahkan tim intrusktur juga memberikan materi terkait Business Model Canvas (BMC), branding, digital marketing, pengelolaan keuangan UMKM, Pengurusan Izin BPOM dan HAKI. 

“Selama pelatihan berlangsung, peserta nanti diajari cara memproduksi inovasi-inovasi nilam dibawah bimbingan instruktur ARC-USK yang berpengalaman. Peserta juga diberikan alat produksi agar bisa terus mengembangkan usaha dimasa yang akan datang,” katanya. 

Dia menyebutkan pelatihan ini dibiayai oleh CSR nya Kalla Group yang dilaksanakan oleh Yayasan Hadji Kalla.

“Kami berharap dapat memberikan area baru bagi masyarakat Sulawesi khususnya UMKM untuk mendapatkan penghasilan," harapnya. 

Hermi mengharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat melakukan praktik langsung untuk mengembangkan inovasi nilam kepada masyarakat desa di berbagai pelosok Sulawesi," tutup Herni.

“Sebenarnya pelatihan ini sudah lama direncanakan oleh Yayasan Hadji Kalla, bahkan Direktur Eksekutif sendiri yang meminta kami untuk melaksanakan pelatihan ini bekerjasama dengan ARC,” kata Herni

Herni menjelaskan kerjasama ini terlaksana dikarenakan Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla pernah mengikuti seminar yang narasumbernya Kepala ARC, Syaifullah Muhammad, kemudian dilanjutkan membuat MoU dan MoA dengan Rektor USK dan ARC.

Sementara itu Kepala ARC-USK, Syaifullah Muhammad mengatakan daerah Sulawesi merupakan salah satu produsen nilam terbesar di Indonesia terutama Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, juga ada sebagian kecil di Sulawesi Selatan. 

Bahkan, ada beberapa perusahaan besar telah lama membina petani, penyuling dan membeli langsung minyak nilam dari masyarakat dan pengumpul. Hanya saja seluruh produk yang diperdagangkan adalah minyak nilam mentah (Crude Patchouli) yang diperoleh dari penyulingan secara tradisional melalui ekstraksi uap panas (steam).

"Di Sulawesi belum ada sentuhan inovasi untuk purifikasi (pemurnian) dan peningkatan kualitas minyak nilam yang dikembangkan menjadi produk turunan nilam seperti parfum, medicated oil aroma terapi, body butter dan lain-lain," urai Syaifullah

"Pengembangan produk turunan selain meningkatkan nilai tambah, pembukaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan masyarakat, juga akan membentuk ekosistem baru dari tataniaga nilam yang lebih berkeadilan untuk semua stake holders, dimana harga minyak nilam akan relatif stabil seiring meningkatnya kebutuhan minyak nilam akibat munculnya start up baru atau UMKM yang menggunakan nilam sebagai bahan baku produk inovasi mereka,” ujarnya.

Tentu ini akan berdampak positif untuk jangka panjang khususnya kepastian supply bahan baku nilam secara berkelanjutan.

"Bersama Yayasan Hadji Kalla, kita akan upayakan mereplika keberhasilan ARC membangun ekosistem baru (Blue Ocean) nilam drngan pendekatan Pentahelix di Aceh untuk diterapkan di Sulawesi,” katanya. 

Sehingga UMKM produk turunan nilam akan berkembang juga di Sulawesi. Sudah saatnya minyak nilamnya dari negeri kita dan parfumnya pun ada dinegeri kita juga. Nilam from seed to seal harus terjadi dinegeri kita sendiri.

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...