BPIP Resmikan Perpustakaan dan Klinik Pancasila 19 Lapas di Aceh

Waktu Baca 5 Menit

BPIP Resmikan Perpustakaan dan Klinik Pancasila 19 Lapas di Aceh
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia Prof Yudian Wahyudi didampingi Bupati Aceh Barat, H Ramli MS meresmikan 19 perpustakaan dan klinik Pancasila di Aceh dipusatkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Meulaboh, Aceh Barat, Ahad (14/11/2021). [ANTARA/Teuku Dedi Iskandar]

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia meresmikan 19 perpustakaan dan klinik Pancasila yang tersebar di 19 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Aceh, pada Minggu (14/11/2021). Peresmian dilakukan langsung Kepala BPIP Republik Indonesia, Yudian Wahyudi di Lapas Kelas II Meulaboh, Aceh Barat.

“Pembentukan perpustakaan dan klinik Pancasila di lembaga pemasyarakatan ini, untuk menambah pengetahuan warga binaan di lembaga pemasyarakan khususnya di Aceh,” kata Yudian, pada Minggu (14/11/2021) dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, dengan adanya pembukaan perpustakaan dan klinik Pancasila di sejumlah lembaga pemasyarakatan di Aceh, nantinya diharapkan akan mampu meningkatkan semangat Pancasila bagi seluruh warga binaan yang ada di daerah berjulukan Serambi Makkah ini.

Menurut Yudian, dengan adanya ilmu pengetahuan tentang Pancasila, maka warga binaan nantinya akan memiliki kehidupan yang lebih bagus setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, dan bergabung kembali di masyarakat.

Dengan adanya kesadaran berbangsa dan bernegara, warga binaan nantinya akan memiliki kesadaran itu untuk belajar dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga nantinya warga binaan akan menjadi warga negara yang mempunyai hak seluas NKRI.

Di sisi lain, ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat di Aceh termasuk di Tanah Air, agar kembali mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia berharap dengan pengamalan nilai Pancasila, akan membangun kembali jiwa semangat gotong-royong di masyarakat, membangun jiwa pengorbanan berbangsa dan bernegara, termasuk jiwa disiplin atau tepat waktu, kata Yudian.

Bupati Aceh Barat, Ramli MS mendukung secara penuh pembentukan perpustakaan dan klinik Pancasila di Lapas yang ada di Aceh oleh BPIP Republik Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan semangat Pancasila bagi masyarakat khususnya warga binaan.

Ia menilai, keberadaan perpustakaan pada lembaga pemasyarakatan, mempunyai peranan sebagai sumber untuk memperoleh informasi edukatif, pengetahuan keagamaan, serta pendidikan etika moral bagi warga binaan.

“Dengan adanya perpustakaan ini, warga binaan juga akan terbiasa membudayakan literasi dengan banyaknya buku yang tersedia, seperti buku bertemakan perjuangan tokoh bangsa, hingga bacaan terkait Pancasila,” kata Ramli.

Menurutnya, literasi dan perpustakaan akan mendorong lahirnya lebih banyak warga binaan yang pancasilais, karena memiliki kemampuan integrasi sosial semakin baik.

Ia mengatakan, penggunaan perpustakaan sebagai bagian dari proses rehabilitasi di dalam lapas, juga akan memberikan dampak besar, yakni mendukung perubahan perilaku warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik.

"Hadirnya perpustakaan Pancasila juga akan mendorong transformasi dan mencegah pengulangan tindakan kriminal, yakni melalui buku dan sastra," kata Ramli MS.

Selaku pemerintah daerah, kata Ramli MS, dirinya berharap kehadiran perpustakaan Pancasila dapat menjadi gerakan nasional, dan contoh bagi seluruh lapas dan rutan di Indonesia.

Ia juga berharap agar tidak hanya melalui perpustakaan, akan tetapi lembaga pemasyarakatan dapat melaksanakan kegiatan kolaboratif untuk membumikan nilai-nilai Pancasla, baik di dalam lapas maupun di luar lapas.

“Semoga peresmian perpustakaan Pancasila ini, menjadi penyemangat bagi petugas lapas dalam melakukan pembinaan bagi warga binaan,” katanya.

Ramli MS juga berpesan kepada warga binaan bahwa lapas bukanlah akhir dari segalanya, melainkan menjadi awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik, katanya.[mu]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...