Menyelami Sejarah Colonial Water Toren di Kota Banda Aceh

Author

Waktu Baca 4 Menit

Menyelami Sejarah Colonial Water Toren di Kota Banda Aceh
Colonial Water Toren. (Foto: Junaidi/Readers.id)

Kehadiran Belanda di Aceh telah meninggalkan sejumlah bukti pandang bahwa penjajah dahulu betul-betul memang pernah ada mendiami bumi Rencong ini. Kehadiran mereka juga meninggalkan sejumlah tanda mata untuk regenerasi mendatang bahwa Belanda pernah mendiami Aceh.

Banyak tempat dan gedung berbau eropa berdiri di Aceh khususnya di Banda Aceh, salah satu dari pembahasan ini adalah Colonial Water Toren. READERS.ID akan mengulas sekilas sejarah dari bangunan Belanda ini. 

Colonial Water Toren ini berada di disamping Taman Sari Kota Banda Aceh, tepatnya di samping kantor DPRK Banda Aceh. Bangunan yang tampak berbeda dari yang lain membuat orang-orang yang melewati bangunan ini pasti memandang perbedaan dari bangunan-bangunan yang lainnya. 

Gedung tinggi dengan membentuk seperti mercusuar itu berdiri kokoh ditengah-tengah bangunan modren di Kota Banda Aceh. Fungsi dari bangunan tersebut menurut beberapa pendapat sebagai penampun air. Hal ini jelas di sana masih dapat ditemui seperti sumur. 

Selain itu, menara air ini tidak hanya dibangun di Aceh. Disetiap Belanda menjajaki ibu kota yang ada di Indonesia sudah pasti ada menara air ini dengan bentuk yang berbeda-beda. Misalnya seperti di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Provinsi yang dibangun Belanda pada 1931 dan kini menjadi Cagar budaya sekaligus destinasi wisata baru.

Selanjutnya ada di Sidoarjo yang saat itu masih menjadi Keresidenan Surabaya yang dibangun oleh pemerintahan Belanda yang dibangun pada 6 Juni 1924-1926.

Lalu bangunan besar di pusat taman di Kota Banda Aceh ini kapan dibangun?

Diperkirakan, bangunan bergaya Eropa itu dibangun sejak Belanda menguasai wilayah kerajaan Aceh Darussalam pada 1903. Belum tahu pasti cacatan yang resmi pembangunan itu.

Namun, bangunan tua yang ada di Taman Sari itu dibangun tidak jauh dari Cagar Budaya Pusat Telepon Militer Belanda di Aceh di jalan Teuku Umar No. 1 Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Artinya, setelah Belanda menguasai wilayah ini hingga kemudian bangunan ini didirikan.

Jika dilihat secara kasat mata, tentu bangunan tua antara Pusat Telepon Milter Belanda dengan bangunan Colonial Water Toren ini sama persis, baik dari gaya dan cat yang digunakan. Kini bangunan tua ini telah menjadi Cagar Budaya Nasional.

Dengan begitu, dengan adanya bangunan tua tersebut menandakan dan menambah penguatan wawasan sejarah Aceh  yang panjang di masa lalu.

Di sekitar bangunan tua tersebut, terdapat masyarakat yang menjual minuman kopi dan sebagainya sehingga menikmati pemandangan Water Toren ini dapat dinikmati sembari menikmati secangkir kopi sembari melahirkan inspirasi. 

Selain itu, banyak juga masyarakat yang berteduh dan memanfaatkan di sekitar area menara air ini untuk mengais rejeki dan aktivitas lainnya.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...