Pakar Gempa Desak Pemerintah Turki Periksa Lempengan Anatolia, Apa Itu Anatolia?

BANDA ACEH, READERS - Gempa bumi yang terjadi di Turki sebagai salah satu tragedi mematikan hingga memakan ratusan orang korban jiwa pada hari ini, Senin (6/2/2023).
Dari insiden tersebut, pakar gempa bumi mendesak pemerintah Turki untuk memeriksa pusat gempa tersebut.
Dilansir dari Antara, seorang pakar gempa Turki mendesak pemerintah negara ini memeriksa retakan termasuk pada beberapa bendungan yang berada di kawasan gempa.
Hal itu sebagai bentuk untuk mengantisipasi kemungkinan bendungan-bendungan itu jebol sehingga menciptakan banjir bandang.
Sementara itu sebagian wilayah Turki berada persis di atas Lempeng Anatolia yang memiliki dua patahan besar, yakni Patahan Anatolia Utara dan Patahan Anatolia Timur. Lempeng ini bersinggungan ke selatan di Lempeng Arab.
Karena letak geologisnya itu seperti beberapa wilayah Indonesia dan negara-negara rawan gempa lainnya seperti Iran dan Jepang, Turki adalah satu dari zona-zona gempa paling aktif di dunia.
Lalu apakah patahan Anatolia itu?
Dilansir dari Wikipedia, Patahan Anatolia Utara adalah suatu patahan strike-slip lateral-kanan aktif di Anatolia utara yang membentang sepanjang batas pergeseran antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Anatolia.
Selanjutnya patahan ini meluas ke arah barat dari sebuah persimpangan dengan Patahan Anatolia Timur di Triple Junction Karlıova di Turki bagian timur, melintasi Turki bagian utara dan masuk ke dalam Laut Aegea sepanjang 1.500 kilometer.
Selain itu, Patahan ini terbentang sepanjang kira-kira 20 km di sisi selatan Istanbul. Patahan Anatolia Utara dalam banyak hal serupa dengan Patahan San Andreas di California. Keduanya merupakan pergeseran kontinental dengan tingkat slip dan panjang yang serupa.
Kemudian Laut Marmara di dekat Istanbul merupakan suatu cekungan ekstensional yang serupa dengan Salton Trough di California, di mana transtensi ekstensional dalam sistem strike-slip menciptakan sebuah cekungan tarik-pisah.
Sementara itu menurut salah seorang ilmuan Frank Hoogerbeets mengungkapkan bahwa dirinya memprediksi sebelum terjadinya gempa Turki hari ini Senin (6/2/2023), ternyata dirinya telah meyakini bahwa di bagian tersebut berpotensi besar terjadinya gempa bumi.
Dilansir dari Republika, Frank Hoogerbeets menyebutkan bahwa kejadian itu sama persi seperti kejadian pada 115 dan 225 tahun yang lalu.
These earthquakes are always preceded by critical planetary geometry, as we had on 4-5 Feb," tulisnya di akun twitter miliknya.
Atas musibah itu, Frank Hoogerbeets turut menyampaikan rasa dukanya yang mendalam atas gempa hebat yang melanda beberapa wilayah provinsi di Turki.
Sebelumnya, gempa bumi yang melanda Turki di beberapa wilayah tersebut merupakan salah satu gempa bumi yang paling aktif di dunia.
"Sejumlah laporan media asing menyebutkan, gempa bumi dahsyat yang melanda Turki ini sering terjadi karena Turki berada jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia, terutama karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia," petikan dari Republika.









Komentar