Pandangan Dr. Joni MN Soal Memuliakan Seni Didong Gayo

TAKENGON, READERS – Seorang Akademisi dan pengurus Majelis Adat Gayo (MAG) Dr. Joni MN mengapresiasi event dan kegiatan Seni Didong Gayo yang diadakan di Kota Takengon dalam beberapa waktu terakhir ini. Namun ia menyayangkan pelaksanaannya yang seolah tidak memuliakan Seni Didong itu sendiri.
Hal tersebut dijelaskan oleh Dr. Joni MN di Takengon pada Jumat (24/2/2023) dalam silaturahmi dan diskusi budaya dengan seorang pelaku seniman dan budayawan Gayo Salman Yoga S di kediamannya di Aceh Tengah.
Menurut Dr. Joni MN, sudah selayaknya masyarakat menghargai dan memuliakan seni Didong Gayo sebagaimana mestinya.
“Sepantasnyalah Seni Didong Gayo kita yang memuliakannya sebagai bagian dari kekayaan budaya di Tanah Gayo. Setidaknya dalam pementasan dan penampilannya menggunakan panggung yang memadai, bukan langsung di atas lantai sejajar dengan penonton. Hal ini sebagai bentuk dari memuliakan dan penghargaan kita terhadap pelaku seni Didong itu sendiri,” kata Dr Joni.
Sebagai putra daerah, sambung akademisi ini, kita sangat menghargai dan menghormati siapapun yang menjadi sponsor dan pelaksana pentas Didong
“Namun hendaknya Didong itu diberi tempat yang layak bukan langsung di atas lantai,” jelasnya yang mengaku juga mendapat aspirasi dari masyarakat.
Disampaikan, Kesenian Didong sesungguhnya adalah kesenian Gayo yang unik dan bermartabat, justru karena itu sudah sepatutnya kita menghormati para pelakunya dengan tempat berdidong yang juga bermartabat.
Sebab, lanjutnya, kalau bukan kita yang memuliakannya siapa lagi, kalau bukan kita yang menghormatinya siapa lagi.
“Jangan sampai ada anggapan miring dari pelaku Didong sendiri yang pernah disitir dalam syairnya ‘kunul wan ari-ari’ meski berambal permadani,” pungkasnya.
Komentar