Pemerintah Ingatkan Jaga Prokes saat Tarawih dan Idul Fitri

Waktu Baca 5 Menit

Pemerintah Ingatkan Jaga Prokes saat Tarawih dan Idul Fitri
Dosis vaksi Sinovac disiapkan dalam program vaksinasi pelayan publik. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Pemerintah Pusat mengingatkan kepada umat muslim untuk mematuhi protokol kesehatan (Prokes) saat menjalankan ibadah selama bulan ramadan. Terutama saat melakukan salat tarawih dan Idul Fitri.

“Khusus mengenai kegiatan ibadah selama Ramadan dan ibadah Idul Fitri, yaitu salat tarawih dan salat Idul Fitri pada dasarnya diperkenankan atau dibolehkan. Yang harus dipatuhi adalah protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan sangat ketat,” kata Kenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, (5/4/2021).

Muhadjir menambahkan, selain dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat, salat berjemaah juga boleh dilakukan di luar rumah dengan catatan terbatas pada komunitas. Artinya, salat berjemaah hanya bagi para jemaah yang sudah mengenal satu sama lain sehingga jemaah dari luar tidak diizinkan.

“Begitu juga dalam melaksanakan salat berjemaah ini diupayakan untuk dibuat sesederhana mungkin sehingga waktunya tidak berkepanjangan, tidak terlalu panjang mengingat dalam kondisi masih darurat ini,” imbuhnya.

Menko PMK, Muhadjir Effendy

Selain itu, Muhadjir juga mengingatkan agar para jemaah berupaya menghindari kerumunan atau konsentrasi orang terutama pada saat akan datang menuju tempat ibadah, maupun ketika selesai salat berjemaah.

“Juga supaya menjaga untuk tidak terjadi kerumunan, konsentrasi orang, terutama pada saat sedang akan datang menuju ke tempat salat jemaah baik itu di lapangan maupun di masjid maupun ketika saat bubar dari salat jemaah. Supaya dihindari betul adanya kerumunan yang terlalu besar sehingga semuanya bisa berjalan dengan aman,” tandasnya.

Sementara itu Menteri Kesehatan, Budi Gunadi mengatakan, vaksinasi massal Covid-19 di Indonesia telah menembus angka 12,7 juta vaksinasi setelah pada 26 Maret 2021 lalu berada di angka 10 juta vaksinasi.

Dengan capaian tersebut, Indonesia berada di posisi ke-8 dunia terkait negara yang cepat menggelar vaksinasi bagi rakyatnya.

“Saya ucapkan terima kasih ke rekan-rekan karena per kemarin kita sudah bisa mencapai 12,7 juta vaksinasi. Dibanding minggu lalu (26/3) yang menembus 10 juta, jadi dalam satu minggu kita sudah bisa menambah 2,5 juta vaksinasi per minggu. Menempatkan Indonesia di posisi ke-8 dunia,” kata Budi.

Bahkan, apabila empat negara produsen vaksin Covid-19 tidak berada dalam daftar posisi tersebut, Indonesia berada pada posisi empat dunia. Hal itu berarti, dari sekian banyak negara, Indonesia merupakan negara yang benar-benar tanggap untuk memberikan perlindungan bagi rakyatnya melalui kebijakan vaksinasi massal.

Saat ini, banyak negara Eropa, Amerika Selatan, juga Asia seperti India, Filipina, dan Papua Nugini yang mengalami lonjakan ketiga dari kasus aktif Covid-19.
Lonjakan tersebut menyebabkan negara-negara yang memproduksi vaksinnya di sejumlah negara yang mengalami lonjakan kasus mengarahkan agar vaksin hanya digunakan untuk negara-negara tersebut.

Hal tersebut tentunya memengaruhi suplai vaksin global, termasuk ke Indonesia. Di tengah keterbatasan suplai vaksin tersebut, pemerintah tentunya harus mengatur laju pelaksanaan vaksinasi agar tidak terjadi kekosongan stok vaksin.

“Laju vaksinasinya kita atur kembali sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya karena suplai vaksin yang berkurang,” kata Budi.

Meski demikian, Menteri Kesehatan menjelaskan bahwa pemerintah tengah melakukan negosiasi dengan produsen dan negara-negara produsen vaksin agar suplai vaksin di bulan Mei dapat kembali normal sehingga pemerintah dapat melakukan vaksinasi dengan kecepatan dan peningkatan seperti sebelumnya.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...