Peneliti ARC dan Doktor Ilmu Pertanian USK Presentasi di Jerman

Waktu Baca 6 Menit

Peneliti ARC dan Doktor Ilmu Pertanian USK Presentasi di JermanFoto: for READERS.ID
Prof. Dr. Ir. Rina Sriwati, M.Si, ketika menyampaikan persentasi di Jerman.

BANDA ACEH, READERS — Peneliti Atsiri Research Center-Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Universitas Syiah Kuala (USK) berkesempatan berkunjung ke Fraunhofer Institute di Kota Fraising, Jerman, untuk presentasikan nilam Aceh.

Kunjungan ARC USK yang dimulai sejak 10 Juni 2024 itu diwakili oleh penelitinya Prof Dr Ir Rina Sriwati MSi, yang juga Ketua Program Studi Doktor Ilmu Pertanian (DIP) Sekolah Pascasarjana USK. 

Adapun dari Fraunhofer Institute diwakili oleh Prof Andreas Stabler, yang merupakan Scientific Advisor untuk The Institute Management, Fraounhofer Instittute for Process Engineering and Packaging IVV Gigenhouser, Freing Germany dan Arielle Sringer.

Dalam kunjungan itu, kata Prof. Rina, mereka saling tukar informasi dalam bentuk presentasi maupun sesi sharing terkait peluang kerjasama dan rencana kolaborasi di berbagai topik, seperti efisiensi produksi dan fortofolio untuk aplikasi kosmetik dengan produk berbahan baku Patchouly oil atau minyak nilam.

"Intinya saat ini mereka memiliki projek proposal untuk tiga tahun ke depan, yang dalam proposal tersebut terdapat salah satunya riset bersama ARC USK," ujar Prof Rina kepada READERS.ID, Kamis (13/6/2024). 

Dia menerangkan, mereka juga sempat berdiskusi mengenai pemanfaatan mikroorganisme sebagai fermentasi bahan baku dalam proses destinlasi dan pengujian residu kimia termasuk pestisida dari produk bahan industri termasuk derivat minyak nilam yaitu kosmetik yang ditanam di dataran tinggi dan dataran rendah. 

"Saya juga menawarkan adanya riset tentang inovasi dalam packaging produk-produk ARC," kata Prof. Rina.

Namun tambahnya, pihak Fraunhofer Institute menilai packaging suvenir produk ARC sudah memenuhi standar sustainable setelah melihat langsung sampel bahan kemasan produk yang dibawa Prof Rina.

Fraunhofer Institute

Fraunhofer Institute adalah pusat riset yang melayani industri dan memberikan inovasi pada industri, khususnya bidang makanan dan kosmetik, beserta packaging.

Prof Rina menyebutkan di institut itu hanya ada peneliti dengan berbagai lab pilot industri yang meneliti agar inovasi hasil riset mereka dapat digunakan di industri.

Namun jika industri memiliki masalah, mereka datang ke Frounhofer dan memberi grant (pendanaan) untuk dilakukan riset agar bermanfaat untuk masa depan industri mereka.

Prof Rina tidak sendiri. Ia bersama dua peneliti USK lainnya Dr Agus Arif Munawar dan Dr Zulfahrizal, juga menjalin serangkaian kerjasama mewakili Prodi DIP Pascasarjana dan ARC USK.

Selain menjalin kerjasama, mereka juga  menyampaikan presentasi tentang tanaman nilam di Jerman. 

Kunjungan mereka juga mewakili USK untuk agenda Visiting Scholar ke Fraunhover Jerman. Fraundhover ini lembaga ruset besar di Jerman dan sudah ada MoU dengan ARC, dan kini sedang menjalankan project kerjasama nilam untuk kosmetik.

"Insya Allah relasi kita di Jerman tertarik kerjasama dengan program DIP dan ARC ke depan, karena sudah banyak mahasiswa DIP yang melakukan riset bidang NIRS teknologi disana."  

Ketika berada di pusat riset yang sangat terkenal di dunia tersebut, Profesor Rina mewakili ARC menyampaikan presentasi terkait dengan proposal kerjasama antara lembaga tersebut dan juga melakukan diskusi yang lebih mendalam.

Menurut Prof. Rina kepada READERS.ID, Rabu (13/6/2024), dari dua pertemuan ini peluang exchange student sangat besar, terutama kesempatan kepada mahasiswa S2 dan S3 yang sedang melakukan riset.

"Lembaga riset Leipzig sangat welcome sekali," Kata Prof. Rina. 

Ia juga mengatakan pihak pusat riset tersebut akan mengirimkan dan melibatkan mahsiswa mereka ke Aceh untuk belajar banyak dan berkolaborasi.

Menurut Prof Rina lagi, lembaga riset Leipzig juga akan membantu menyusun proposal terkait animal science sebagai bagian dari kemitraan mereka dengan salah seorang profesor di USK, Prof Samadi.

"Tentu saja dengan catatan sesuai dengan topik projek mereka," ujar Prof Rina.

Untuk menguatkan peluang kolaborasi tersebut, tambahnya, bagaimana caranya USK bisa memiliki mahasiswa S3 yang memenuhi standar di level internasional.

"Jika hanya menerima mahasiswa dari yang mendaftar, sulit mendapatkan yang benar-benar fresh graduate dan memenuhi standar dan kualifikasi tingkat internasional. Untuk itu kita akan berupaya melakukan seleksi yang baik," ujar Prof Rina. 

"Ini sangat sesuai dengan rencana pascasarjana yang akan melakukan akreditasi internasional." 

Demikian disampaikan Prof Rina yang saat ini menjadi calon promotor Program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch VIII.[]

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...