Puluhan Siswa Kunjungi Pameran Foto Seni Ukir di Taman Budaya

Puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banda Aceh mengunjungi pameran foto seni ukir dan pahat Aceh pada kayu, serta lukisan pada kertas yang digelar oleh sejumlah budayawan Aceh, di Taman Seni dan Budaya Aceh, Jumat (26/3/2021). Pameran itu bakal berlangsung hingga 28 Maret mendatang.
Sedikitnya dua seniman menjadi kurator, satu budayawan dan tiga fotografer yang terlibat dalam pameran foto seni bertema ‘Edukasi dan Pengenalan Seni Ukir dan Kaligrafi Aceh’ tersebut.
Para siswa tampak antusias mendokumentasikan sejumlah foto yang terpanjang di etalase. Guru Seni Budaya SMPN 19 Banda Aceh, Nuraida mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh sejumlah budayawan Aceh itu.
Menurut Nuraida, kegiatan ini bersifat positif dalam pembelajaran seni budaya daerah karena dipadukan studi di sekolah.
"Jadi dengan kami membawa siswa-siswa ini supaya mereka lebih tahu secara detail bagaimana bentuk pahatan batu nisan, seni ukir kayu serta bagaimana kaligrafi Aceh masa kerajaan Aceh di abad 15 masehi," katanya.
Berkat kegiatan ini, para siswa bisa menambah wawasan seni bagi peserta didik. Apalagi ada anak-anak yang sama sekali belum mengetahui bentuk pahatan batu nisan di era dahulu.
Hal senada juga dikemukakan oleh Guru Seni Budaya SMPN 3 Banda Aceh, Mulida dan Suryana. Suryana mengatakan, dengan hadir di pameran ini, para siswa bisa mempelajari sejarah dan peradaban Aceh sambil refreshing.
"Ini sangat membantu kami agar wawasan siswa bertambah, karena kalau di ruangan mereka hanya bisa melihat di buku. Itu pun tidak lengkap kalau ini mereka bisa lihat langsung walaupun hanya di foto," ujarnya.
Suryana menambahkan, minimal imajinasi para sisa bisa terbangun, dan mengetahui secara detail tentang sejarah-sejarah Aceh serta ukiran pahat batu nisan. Bahkan bisa melihat tulisan manuskrip kuno.
Ia juga berharap, ke depan acara pameran foto ini diadakan setiap tahunnya. "Karena ini sangat penting, apalagi ini tentang sejarah. Yang kita tahu sejarah akan hilang jika kita tidak merawatnya, dan mudah-mudahan ke depan foto-foto ini lebih banyak lagi dan lebih bagus ditingkatkan lagi lah," imbuhnya.
Suryana menyarankan, ke depan ada perbandingan antara foto pahatan batu nisan di abad 15 masehi dengan pahatan batu nisan di zaman modern.
Siswa Antusias
Selain itu, siswi SMPN 19, Firla mengaku, dengan hadir dan melihat langsung pameran foto ini, ia mendapat wawasan tentang motif-motif dari seni ukir karya seniman Aceh zaman dulu.
"Sebelumnya kami hanya mengetahui sekilas saja tentang seni-seni ukir, dengan adanya pameran foto seperti ini kami bisa mengetahui lebih dalam bagaimana bentuk-bentuk seni ukir, baik itu ukiran kayu, ukiran di batu dan kaligrafi di masa kerajaan Aceh," tukasnya.
Firla berharap semoga ke depan pameran foto tentang seni ukir ini selalu diadakan setiap tahunnya.
Hal serupa juga disampaikan siswi SMPN 3 Banda Aceh, Sari. Ia mengaku senang bisa melihat langsung pameran foto seni ukir kayu, pahat dan kaligrafi tersebut. Menurutnya, melalui kegiatan ini, dirinya bisa mengetahui secara detail sejak abad ke berapa seni ukir mulai berkembang di Aceh.
"Karena di sekolah kami hanya mengetahui sekilas saja bahkan seperti ukiran pahat di batu baru kali ini saya melihatnya," katanya.
Menurut Sari, banyak sekali yang bisa mereka pelajari di pameran foto itu. Ia juga mengaku baru pertama kali datang untuk melihat pameran foto seni.
"Jadi pengen bisa buat ukiran dari kayu, batu dan seni semacam ini. Semoga tahun depan bisa ada lagi, dan lebih bagus," ungkap Sari.[]
Komentar