Sosialisasi Revitalisasi Bahasa Gayo, Balai Bahasa Aceh Gelar Bimtek di Takengon
Foto: Dok. Balai Bahasa AcehTAKENGON, READERS – Balai Bahasa Provinsi Aceh mengadakan Bimtek Revitalisasi Bahasa Daerah Gayo kepada 50 orang peserta guru SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Aceh Tengah selama tiga hari, 24-26 Juni 2024, di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kung, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Drs Umar Solikhin MHum dalam sambutannya mengatakan kegiatan itu merupakan tahun kedua bagi Balai Bahasa Provinsi Aceh melaksanakan revitalisasi bahasa daerah (RBD).
Tahun sebelumnya, 2023, tambah dia, RBD difokuskan pada Bahasa Gayo yang ada di tiga kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.
“Alhamdulillah Pemerintah Kabupaten Bener Meriah memberikan dukungan yang luar biasa untuk kegiatan RBD ini dengan melaksanakan kegiatan pelatihan/bimtek mandiri dengan menambah 180 peserta pelatihan, hingga pada 2023 RBD Gayo melampui target yang ditetapkan sejumlah 250 menjadi 430 peserta,” kata Umar Solikhan, Selasa (25/6/2024).
Atas prestasi ini, kata dia, Pj Bupati Kabupaten Bener Meriah mendapatkan penghargaan dari Kemendikbudristek atas kontribusinya dalam menyokong dan menyukseskan RDB tepatnya pada Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) di Jakarta pada 1-5 Mei 2024 lalu.
Tahun 2024, sambung Umar, Badan Pengembangan dan Pembinaan menetapkan target sebesar 423 peserta yang terlibat dalam kegiatan RBD Aceh dan Gayo.
"Tentunya diharapkan kepada keenam kabupaten; Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Banda Aceh, Aceh Besar, dan Pidie, yang diamanahkan untuk mengemban tugas mulia ini agar sama-sama berjuang untuk mencapai target peserta tersebut, dan mengambil kontribusi Kabupaten Bener Meriah tahun lalu sebagai contoh dan role model untuk mensukseskan kegiatan RDB di Provinsi Aceh,” pungkasnya.
Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra Sekda Kabupaten Aceh Tengah Drs Mursyid Msi menerangkan revitalisasi bahasa daerah ini diharapkan para penutur muda menjadi penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan menyenangkan.
"Revitalisasi bahasa daerah ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah, tetapi juga untuk menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur muda dalam mempertahankan bahasa daerahnya,” katanya.
Mursyid juga mengatakan peran guru sangat penting dalam revitalisasi bahasa karena menjadi bagian dari penjaga warisan budaya dan bahasa.
Melalui bimtek ini, Mursyid mengharapkan para guru utama dapat memperoleh bekal yang cukup untuk mengajarkan bahasa Gayo kepada generasi muda dengan metode yang efektif dan menyenangkan. Mereka akan menjadi garda terdepan dalam upaya melestarikan bahasa Gayo di kalangan generasi muda.
“Bahasa Gayo adalah bagian dari kekayaan budaya kita yang tak ternilai harganya. Melalui bahasa, kita bisa menyampaikan nilai-nilai, tradisi, dan sejarah yang terlah diwariskan oleh nenek moyang kita,” jelasnya.
Dia menambahkan, dahasa daerah sering kali terpinggirkan oleh bahasa nasional dan bahasa asing. Karena itu, penting menjaga eksistensi bahasa daerah.
Mursyid juga mengajak semua pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, dan masyarakat umum untuk bersama-sama mendukung upaya revitalisasi bahasa daerah.
“Dukungan dan partisipasi dari semua pihak sangat diperlukan agar tujuan dari kegiatan ini dapat tercapai dengan baik. Mari kita jadikan bahasa Gayo sebagai bagian yang hidup dan dinamis dalam kehidupan sehari-hari kita,” pungkasnya.[]










Komentar