Terima Kunjungan Kedubes AS, Ketua DPRA Sampaikan MoU Helsinki Belum Sepenuhnya Berjalan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Dahlan Jamaluddin menerima kunjungan silaturrahmi dari Political Officer Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Republik Indonesia, Greg Bauer, di ruang kerja Ketua DPRA, pada Rabu, (9/3/2022).
Dalam kunjungan itu, Greg didampingi oleh staf lokal bidang politik Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta, Darnifawan, dan staf lokal bidang politik Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Medan, Sumatera Utara, Zulfikar.
Pada petemuan itu Greg dan Dahlan mendiskusikan banyak hal terkait politik dan pembangunan pasca-damai di Aceh. Menurut politisi Partai Aceh ini, ada dua tantangan besar yang dihadapi Aceh sejak damai hingga saat ini.
Pertama, kata Dahlan, kesepakatan atau memorandum of un derstanding (MoU) antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Republik Indonesia yang ditandatangani di Helsinki belum sepenuhnya berjalan.
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi generasi saat ini dan juga generasi yang akan datang," kata Dahlan.
Kepada perwakilan kedutaan negeri Paman Sam itu, Dahlan menjelaskan bahwa sejauh ini rakyat Aceh sudah berkomitmen agar damai harus terus dijaga dan dirawat dengan baik.
"Banyak hal yang masih harus didiskusikan dan dirawat bersama agar komitmen ini bisa terpenuhi dengan baik," ujarnya.
Dahlan menjelaskan, DPRA bersama elemen lainnya di Aceh akan terus membangun komunikasi dengan pemerintah pusat agar substansi daripada perjanjian Helsinki bisa terpenuhi di Bumoe Seuramoe Mekkah.
Selanjutanya, hal kedua yang menjadi tantangan menurut Dahlan adalah tantangan pembangunan secara makro. Dia mengatakan banyak persoalan yang harus diselesaikan, seperti persoalan kemiskinan, pengangguran, pembangunan sumber daya manusia dan isu kesejahteraan secara umum.
Dahlan juga menjelaskan bahwa selama ini anggaran pembangunan Aceh sangat bergantung pada transfer dari pusat, terutama sumber dana otonomi khusus Aceh (DOKA). Sedangkan pendapatan asli Aceh sangat minim.
Ia menilai, Pemerintah Aceh belum mampu menggali sumber pendapatan lainnya, termasuk juga investasi untuk menopang dan membiayai pembangunan Aceh.
Di tengah komitmen merawat perdamaian, kata Dahlan, Aceh masih harus berjuang melawan kemiskinan.
"Saya berharap pemerintah menjadikan Aceh sebagai titik fokus percepatan pembangunan dan investasi," katanya.
Dalam pertemuan itu, Dahlan juga menyatakan terima kasih kepada Greg Bauer dan juga kepada Pemerintah Amerika Serikat.
Menurutnya, Amerika Serikat sudah sangat banyak membantu rakyat Aceh, baik ketika masa konflik dan perdamaian, pembangunan pasca-tsunami, hingga saat ini.
"Saya mengharapkan Pemerintah Amerika Serikat bisa terus membantu rakyat Aceh. Membantu investasi untuk percepatan pembangunan kesejahteraan rakyat Aceh," pungkasnya.
Komentar