Tiga Benteng Rakyat Alas Melawan Belanda (1904) Dijadikan Kegiatan Strategis Daerah 

“Sudah dimasukkan sebagai kegiatan strategis daerah, sehingga ke depan bisa dijadikan wisata sejarah. Akibatnya, bisa berdampak pada kemajuan dunia pawiwisata dan Aceh Tenggara secara keseluruhan,” kata Yusrizal, Kepala BAPPEDA Aceh Tenggara, Rabu (18/5/2022). 

Author

Waktu Baca 3 Menit

Tiga Benteng Rakyat Alas Melawan Belanda (1904) Dijadikan Kegiatan Strategis Daerah 
Kepala BAPPEDA Aceh Tenggara, Yusrizal

BANDA ACEH, READERS – Tiga benteng perlawanan rakyat Alas yang ada di Aceh Tenggara akan dijadikan kegiatan strategis daerah 4 tahun ke depan. 

Hal itu dikatakan Kepala BAPPEDA Aceh Tenggara, Yusrizal, melalui pesan tertulis kepada READERS pada Rabu (18/5/2022).

“Sudah dimasukkan sebagai kegiatan strategis daerah, sehingga ke depan bisa dijadikan wisata sejarah. Akibatnya, bisa berdampak pada kemajuan dunia pawiwisata dan Aceh Tenggara secara keseluruhan,” kata Yusrizal.

Hal itu, ungkap Yusrizal, tidak terlepas dari hasil Bincang Sejarah Seri #1 “118 Tahun Pembantaian Rakyat Gayo-Alas Oleh Belanda (1904-2022)” Pusat Kajian Kebudayaan Gayo yang digelar pada 12 Mei 2022 lalu. 

“Sangat kita apresiasi. Ini penting, untuk ingatan kolektif kita bersama, khususnya masyarakat Aceh Tenggara. Momentum pembantaian rakyat Gayo-Alas, Maret-Juni, jangan sampai lewat begitu saja,” sebutnya. 

Karenanya kita masukkan sebagai kegiatan strategis daerah 4 tahun ke depan. “Kegiatan ini diharapkan terus berjalanjut 4 tahun mendatang, dengan segala rangkaian kegiatannya. Pada akhirnya, generasi Alas khususnya, tambah Gayo, tidak melupakan sejarah, tidak melupakan perjuangan heroik leluhur mereka, sebagai benteng terakhir Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya. 

Selain itu Yusrizal berharap agar tiga benteng rakyat Alas yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara juga dibahas Pusat Kajian Kebudayaan Gayo secara khusus. Dengan demikian, tegasnya, akan banyak data-data, fakta-fakta baru untuk mendukung penulisan sejarah pembantaian rakyat di Alas oleh Belanda dan untuk mendukung dimasukannya ketiga benteng di Alas sebagai kegiatan strategis 4 tahun mendatang. 

Menanggapi hal itu, Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Yusradi Usman al-Gayoni, mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara. Termasuk, membahas 3 benteng rakyat Alas dalam melawan pasukan van Daalen secara khusus. 

“InsyaAllah Bincang Sejarah Seri # 2 “118 Tahun Pembantaian Rakyat Gayo-Alas Oleh Belanda (1904-2022)” Pusat Kajian Kebudayaan Gayo yang akan dilaksanakan besok, Kamis (19/5/2022), secara daring, jam 10.00 WIB-selesai, melalui tautan Zoom Meeting, di Meeting ID: 882 6886 0858, dan Passcode: 828384. Yang tiga benteng di Alas juga insyaAllah akan dibahas secara terpisah,” kata Yusradi.  

Bincang Sejarah Seri #2 tersebut, sambung Yusradi, akan dinarusmi Wakil Bupati Aceh Tenggara Bukhari, Wakil Bupati Gayo Lues Said Sani, Dr. Yusra Habib Abdul Gani (penulis buku “Marechaussee di Gayo Lues 1904”), dan Hasbullah, S.S., Pamong Budaya Muda Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh-Sumut,” sebut editor buku “Mengenang tragedi pembantaian Rakyat Gayo Lues di Tujuh Benteng Pertahanan oleh Van Daalen (1904)” karya H. M. Salim Wahab tersebut.

Sumber:PKKG/YS

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...