USK dan BRIN Terapkan Inovasi Nilam di Gampong Geunteut Aceh Besar

Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, melaksanakan Program Implementasi Inovasi Nilam di Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.
Program dengan tema Implementasi Inovasi Sustainable Farming Nilam, from Seed to Seal ini mengembangkan pembibitan nilam, budidaya nilam dengan fertigasi (ferilisasi-irigasi), pengembangan rumah kompos dengan zero waste technology, pembangunan shelter dan ketel penyulingan nilam, pengembangan produk turunan dan berbagai program pelatihan.
Pelatihan yang dilaksanakan mencakup pembibitan, budidaya, fertigasi, pembuatan kompos, penyulingan, produk turunan, kelembagaan masyarakat desa dan program desa wisata nilam dengan nama Geunara atau Geunteut Nilam Aceh Raya.
Koordinator lapangan program nilam Lhoong, Elly Sufriadi, menyampaikan bahwa dalam 6 bulan terakhir Desa Geunteut telah dipilih oleh ARC sebagai desa binaan ARC-USK sampai beberapa tahun ke depan. Pemilihan ini didasarkan pada potensi desa yang memiliki sejarah nilam di masa lalu, juga semangat dan kekompakan masyarakatnya yang luar biasa.
"Kekompakan masyarakat membuat kami semakin bersemangat dan yakin untuk terus mengembangkan nilam sehingga memberi pendapatan untuk masyarakat," kata Elly dalam keterangan tertulis, Selasa (5/10/2021).
Lhoong, kata Elly, memiliki nilam peninggalan indatu yang bisa dikembangkan kembali. Melalui Program Geunteut Nilam Aceh Raya (Geunara), diharapkan nilam Lhoong akan kembali jaya di masa yang akan datang.
Menurut Elly, sudah 4 tahun harga nilam berada diangka yang stabil sehingga ada kepastian masyarakat untuk mendapatkan uang dari hasil penjualan minyak.
Hal ini tidak terlepas dari peran ARC yang mampu melakukan proses molecular distillation untuk memurnikan minyak nilam dari unsur pengotor sekaligus meningkatkan kadar Patchouli Alkohol (PA) dari minyak nilam. Dengan kandungan PA>60 persen, maka fungsinya sebagai fiksatif (pengikut aroma) akan efektif dan efisien.
"Program ARC di Lhoong dengan dukungan BRIN mengembangkan pembibitan hingga produk akhir parfum dan turunan lainnya. Produk akhir ini diharapkan akan dipasarkan untuk market lokal, nasional dan internasional," jelas Elly.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Hizir mengatakan, komitmen USK untuk terus membantu masyarakat melalui Inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi agar komoditas unggulan seperti nilam dapat memberi nilai tambah.
USK, kata dia, memiliki tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tugas ini menuntut hilirisasi iptek agar bisa dirasakan manfaatnya bagi pembangunan masyarakat.
"USK memiliki pusat-pusat inovasi berbasis penelitian yang bisa dimanfaatkan untuk menjawab kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat," ujar Hizir.
Hizir mengatakan ARC-PUIPT Nilam salah satu pusat inovasi USK berbasis atsiri yang dapat berkontribusi bagi ekonomi lokal dan nasional, karena nilam dan atsiri lainnya adalah komoditi ekspor yang akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia.
Kemudian, anggota DPRA, Abdurrahman, menyambut baik program nilam Lhoong yang digagas ARC tersebut. Ia berharap melalui program tersebut masyarakat akan terus kompak dalam mengembangkan nilam Lhoong ini.
"Tidak mudah menghadirkan para ahli ke desa. Program ini harus berhasil. Masyarakat harus kompak. Kita akan gerakan berbagai sumber daya termasuk dari DPRA untuk mensukseskan program yang luar biasa ini," sebut Abdurrahman.[acl]
Komentar