Cerita Petani
Zulfikar Amin Raih Omset Ratusan Juta Per Tahun dari Hasil Kopi Sendiri

Bagi petani kopi di Gayo, ladang kopi telah menjadi pusat serta sumber penghidupan utama. Artinya, petani telah bertumpu atau menafkahi keluarga dari hasil berladang kopi itu.
Ungkapan ini tidak hanya dirasakan oleh petani biasa, melainkan telah diakui oleh mereka (petani) yang sukses dalam mendagangkan kopi hingga skala dunia (mancanegara).
Bagi sebagian petani, fakta ini benar. Petani kopi bertumpu pada ladang kopi yang dirawatnya demi memenuhi kehidupan keluarga sehari-hari. Petani kopi merawat dan membesarkan kopi sepenuh jiwa, termasuk dalam memanajemen hasil kopi yang baik dan arif.
Pun demikian, bagi petani yang tidak pandai dalam mengelola kopi dengan prosedur yang baik tentu akan tersandung dengan hasil minimal. Berbeda dengan petani yang paham prosedur dan pengolahan kopi yang baik. Justru mengantarkan mereka ke pintu gerbang kesuksesan dan hasil yang menggiurkan.
Mampu meraih kesuksesan dari hasil pengolahan kopi memang menjadi harapan setiap petani kopi di dataran tinggi Gayo, termasuk bagi seorang warga Simpang Empat Bebesen, Aceh Tengah, Zulfikar Amin. Sebagai petani kopi biasa, ia terus-menerus merawat kopi miliknya dengan sepenuh hati. Apalagi kopi yang dikelolanya mencapai tiga hektar di Kampung Uning Mas, Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah.

Takengon-Bener Meriah dan Bener Meriah-Takengon, merupakan arus jarak perjalanan yang terus ia tempuh sepanjang waktu untuk merawat kopi miliknya yang dibuka sejak 1999. Tak mengenal lelah dan jenuh, Zulfikar Amin mengarungi trayek perjalanannya itu satu jam lebih untuk bisa tembus ke kebun kopi-rumahnya di Takengon (sempat bolak-balik).
Kini, Zulfikar amin dan keluarga mendirikan rumah di kebun kopi tersebut. Terkadang, selama dua pekan sekali ia datang dan merawat kebun kopi tersebut dengan baik. Bahkan jika musim panen akan berbulan-bulan ia habiskan waktu di sana.
Berkat kegigihannya dalam bertani kopi, Zulfikar Amin kini mampu meraih omset mencapai 250-300 juta pertahun. Hal itu tentunya tidak didapatkan dengan mudah melainkan dibangun atas kegigihan dan ketekunan yang terpatri dalam jiwa Zulfikar.
Selain itu, pria kelahiran Gele Lungi 1959 ini bisa dibilang sebagai petani yang sukses. Ia belajar memahami merawat kopi hingga berujung pada hasil panen yang melimpah, bahkan hingga pengelolaan keuangan yang baik dan arif.
Trik dan strategi Zulfikar dalam merawat kopi berbeda sedikit dengan petani biasa. Ia memangkas kopi, membabat rumput serta memupuk kopi dengan memanfaatkan kulit kopi itu sendiri. Dari pengakuannya, alhasil yang didapat dari perkembangan kopi itu kini menjadi lebat. Pertumbuhan tersebut di dukung lagi dengan jenis kopi singgle varietas abysinia yakni biji besar seperti tim-tim dan bourbond.
Dari manajemen hasil kopi, Zulfikar tidak pernah menjual kopi merah (cherry) nya kepada pengepul melainkan diolah sendiri di kebun tersebut. Proses ini yang membuat dirinya selalu disibukkan dan menghabiskan waktu di kebun kopi. Melakukan penjemuran hingga menjual kopi hijau mentah. Proses penjualan biji kopi mentah dinilai memiliki harganya yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu, dari pengakuan warga bahwa setiap orang yang melintasi kebun kopi Zulfikar ini, mereka merasa termotivasi dan ingin kebun kopi milik mereka seperti kebun kopi miliknya Zulfikar. Selain itu juga membuat mereka yang lewat merasa bahagia ketika melihat indahnya kebun kopi yang rapi dan berbuah lebat.
Ketertarikan ini tidak hanya bagi petani kopi semata, bahkan dari semua pengepul dan agen kopi terkadang berebut untuk membeli kopi Zulfikar Amin. Hal ini karena buah kopi yang baik dan dinilai memiliki keunggulan tersendiri.

Kemudian sisi lain, dari hasil kopi ini pula Zulfikar menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana. Tak ingin cukup sampai di sana, Zulfikar pun ingin mengembangkan ide kopinya itu untuk diolah menjadi beberapa jenis olahan specialty seperti Wine, Natural, Honey dan Fullwash. Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh jamannya dengan beragam jenis kopi proses atau specialty.
Perkembangan melalui proses ini juga kemudian dikembangkan dengan menjual kopi secara online yang dijalankan oleh kedua putranya. Kini sudah banyak kopi yang dikelola Zulfikar dari Uning Mas tersebut telah di kirim ke berbagai luar daerah. Dari hasil penjualan tersebut tentunya dapat dikalkulasikan keuntungan penjulan kopi yang didapat Zulfikar semakin berlipat dari sebelumnya.
Dari sosok Zulfikar dapat diambil pelajaran bahwa, kesuksesan dalam menghidupi keluarga dan bebas keuangan dapat diraih dari mana saja semasih kita mampu menanamkan kemauan dan ketekunan dalam jiwa. Meskipun sebagai seorang petani kopi, mari belajar memahami mengolah, mengembangkan dan mempelajari sistem memanajemen ladang kopi dengan baik dan arif sehingga akan mampu meningkatkan hasil yang baik dan optimal.
Komentar