Doni Monardo Meninggal Dunia, Begini Kiprahnya

JAKARTA, READERS – Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Purn) Doni Monardo meninggal dunia pada Minggu (3/12/2023) hari ini, dalam perawatan di Rumah Sakit (RS) Siloam, Semanggi, Jakarta, di usia 60 tahun.
"Telah meninggal dunia Letjen Purn DR HC Doni Monardo, (Kelahiran 10 Mei 1963) pada hari Ahad, 3 Desember 2023 pukul 17.35 WIB," kata Stafsus Kepala BNPB periode 2019-2020 Egy Massadiah melalui pesan singkat, Minggu (3/12/2023), kepada media.
Eks Danpaspampres ini dirawat intensif di rumah sakit sejak beberapa waktu lalu. Informasi itu dibenarkan oleh Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Doni merupakan pejabat yang terlibat aktif menangani Covid-19 di Indonesia. Namanya mentereng di mata publik saat berperan sebagai Kepala Satgas COVID-19 pada 2020. Ia ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Satgas Covid dalam Keputusan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2020.
Sejak dilantik Presiden Jokowi sebagai Kepala BNPB pada Januari 2019 Doni menginisiasi pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang kemudian menjadi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 pada Maret 2020.
Doni meraih penghargaan penanggulangan COVID-19 dari Presiden Jokowi pada Maret 2023 berkat strategi Pentahelix yang menitikberatkan semangat kegotongroyongan seluruh sumber daya, meliputi kerja sama pemerintah daerah, masyarakat setempat, pakar, dan akademisi, media, serta sektor swasta.
Perjalanan Karier

Mengutip Kompas.id, Doni Monardo lahir di Cimahi, Jawa Barat pada 10 Mei 1963. Doni berasal dari keluarga tentara. Ia anak dari pasangan Letkol (Purn) Nasrul Saad dengan Roeslina.
Sejak kecil Doni sudah berpindah-pindah ke beberapa daerah mengikuti pekerjaan orang tua sebagai polisi militer.
Setelah lulus dari SMAN 1 Padang pada 1981, Doni melanjutkan pendidikan ke Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah. Ia lulus dari Akmil pada 1985.
Lulus dari Akmil, Doni langsung bergabung dengan korps baret merah (Kopassus) pada 1986-1998. Dia pernah bertugas di wilayah konflik Timor Timur, Aceh, dan beberapa daerah lainnya.
Selanjutnya pada 1999-2001, Doni sempat ditugaskan di Batalion Raider di Bali. Ia kemudian dirotasi dan bergabung dengan Paspampers.
Pada 2008, Doni dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspamres, grup yang bertanggung jawab langsung terhadap keamanan kepala negara.
Total selama bertugas sebagai paspampres, Doni pernah mengikuti kunjungan Presiden hingga ke-27 negara di dunia.
Pada 2010-2011, ia kemudian ditugaskan untuk posisi teritorial sebagai Danrem 061/Surya Kencana, Bogor.
Beberapa bulan setelahnya, ia ditugaskan kembali ke Korps Baret Merah dan ditunjuk sebagai Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen) Kopassus.
Saat itu, Doni ditugaskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadi Wakil Komando Satuan Tugas untuk pemberantasan Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia.
Karier militer Doni semakin melejit. Ia kemudian diangkat menjadi Komandan Paspampres pada 2012-2014.
Selanjutnya, ia menjadi Panglima Komando Daerah Militer XVI/ Pattimura dan Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi. Hingga kemudian ditunjuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selesai menjalankan tugas Kepala BNPB dan Kepala Satgas Covid, ia dipercaya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai Komisaris Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan perseroan pada Juni 2021.
Lalu, pada Oktober 2022, ia dilibatkan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD sebagai anggota gabungan independen pencari fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.[HSP]
Komentar