Ketua Dekranasda Aceh Kunjungi Rumah Tenun Peulalu Aceh Timur

Menurut Dyah, kebutuhan kain tenun baik songket maupun bahan pakaian saat ini semakin diminati di pasaran. Namun produk yang dihasilkan para pengrajin justru tak mampu memenuhi kebutuhan pasar, karena minimnya pengrajin yang menekuni tenun khas Aceh tersebut.

Author

Waktu Baca 3 Menit

Ketua Dekranasda Aceh Kunjungi Rumah Tenun Peulalu Aceh TimurHumas Aceh
Ketua Dekransda Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT, didampingi Ketua Dekranasda Aceh Timur, Fitriani, saat meninjau lokasi kerajinan tenun di Gampong Pelalu, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur, Rabu (2/3/2022).

IDI – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati, mengunjungi salah satu rumah produksi tenun binaan Dekranasda Kabupaten Aceh Timur, di Gampong (desa) Peulalu, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (2/3/2022) kemarin.

Informasi yang diperoleh Readers.ID, Kamis (3/3/2022), kehadiran istri Gubernur Aceh itu untuk melihat langsung proses pembuatan kain tenun khas Aceh Timur. Ia juga memberikan semangat dan motivasi kepada ibu-ibu pengrajin kain tenun di gampong setempat.

Menurut Dyah, kebutuhan kain tenun baik songket maupun bahan pakaian saat ini semakin diminati di pasaran. Namun produk yang dihasilkan para pengrajin justru tak mampu memenuhi kebutuhan pasar itu, karena minimnya pengrajin yang menekuni tenun khas Aceh ini. 

“Kebutuhan banyak, cuma produk jarang ada. Jadi tolong penuhi kebutuhan pasar agar lebih dikenal. Apalagi kita saat ini sudah bisa memasarkan produk di Sarinah Jakarta. Jadi tolong tingkatkan kualitas,” ujar Dyah yang didampingi Ketua Dekranasda Aceh Timur, Fitriani D. Hasballah.

Dyah menyampaikan, pengrajin tenun diminta mampu beradaptasi dengan tren pasar saat ini apalagi dengan perpaduan warna yang menarik di mata, sehingga produk tenun khas Aceh Timur bisa menarik minat pasar, baik di lokal maupun nasional. 

“Dekranasda Aceh akan membantu dalam pemasaran. Jadi tolong diperhatikan motif dan pewarnaan yang disenangi pasar. Dalami penguasaan paduan warna, kemudian labeli agar bisa dipasarkan, karena Aceh Timur belum punya hasil tenunan yang memiliki label yang sudah diakui pasar,” kata Dyah.

Selain itu, Dyah juga mengajak pengrajin untuk tidak hanya memanfaatkan Dekranasda sebagai media penjualan dan promosi untuk ekspansi pasar, namun Dyah mengajak mereka untuk ikut menggandeng dan berkolaborasi dengan kaula muda pegiat media sosial.

Menurutnya hal itu penting, karena penggiat sosial media khususnya pemuda dan pemudi dapat membranding dan memperkenalkan hasil tenunannya secara online di medsos tersebut. 

“Baik itu melalui platform e-commerce, atau media sosial seperti instagram ataupun facebook. Cari anak muda yang bisa mengelola administrasi dan media sosial untuk mempromosikan tenun secara online,” katanya.

Sementara itu, Keuchik Gampong (kepala desa) Peulalu, Fakhrurrazi, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Ketua Dekranasda Aceh dan rombongan di rumah tenun Gampong Peulalu.

Ia berharap, Dekranasda Aceh dapat memberi perhatian serta dukungan lebih lanjut untuk memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas pengrajin tenun tersebut di gampongnya.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan inovasi dalam tenunan khas daerah setempat, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar.[]

Sumber:Humas Aceh

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...