Sektor Gas di Aceh Sangat Menjanjikan
BANDA ACEH, READERS – Aceh yang kaya dengan sumber daya alam memiliki potensi besar mengembangkan industri minyak dan gas (migas). Untuk mencapai hal tersebut Aceh harus mampu mengatasi tantangan yang ada. Salah satu tantangan yersebut adalah mengubah rendahnya minat masyarakat berinvestasi di hulu migas di Indonesia, khususnya di Aceh.
Demikian disampaikan Muhammad Najib, Wakil Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), dalam orasi ilmiah dihadapan peserta yudisium dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, pada acara yudisium di Lantai III Gedung Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry, Rabu (10/5/2023).
Menurut Muhammad Najib, tantangan yang ada harus dijawab dengan bijaksana dan kerja keras. Untuk itu juga diperlukan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, salah satunya adalah universitas.
“Rendahnya minat investasi ini harus dijawab dengan kerja keras melalui berbagai kerjasama, menjalin sirnegitas terhadap multistakeholder untuk meningkatkan daya tari investasi khususnya hulu migas di Aceh,” kata Najib.
Ia juga mengatakan, pengelolaan migas harus disertai dengan pengelolaan lingkungan yang baik sehingga dan dapat menghindari kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Kita harus memastikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dilakukan dalam setiap tahap produksi migas," ujarnya.
Industri migas, sambungnya, dapat memberikan dampak ekonomi yang besar bagi Aceh. Dimana industri migas dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan.
Lebih lanjut disampaikan Muhammad Najib, selain industri migas dapat juga memberikan pendapatan yang besar bagi pemerintah melalui pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
“Untuk tahun ini saja, investasi migas di Aceh ditargetkan mencapai 170 juta dollar Amerika Serikat dan penerimaan pemerintah ditargetkan sebesar 15,4 juta dollar Amaerika Serikat melalui beberapa kegiatan utama seperti (1) lanjutan kegiatan seismik tiga dimensi di wilayah kerja B, (2). Pemboran sumur eksplorasi di wilayah kerja B dan (3). Pemeliharaan sumur untuk menjaga produksi di wilayah kerja Blok A Aceh dan optimalisasi fasilitas produksi," pungkasnya.
Komentar